Kulon Progo (ANTARA News) - Meski intensitas erupsi Gunung Merapi masih tinggi, sejumlah aparat desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjemput warganya yang mengungsi di Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta, untuk kembali ke desanya.

"Para pengungsi dijemput aparat desa karena kondisi desanya dinilai sudah aman dari erupsi Gunung Merapi," kata Kepala Kantor Kesbanglinmas Kulon Progo Riyadi Sunarto, di Wates, Sabtu.

Mereka yang dijemput merupakan pengungsi dari Desa Blongkeng dan Nguwur, Kabupaten Magelang.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo prinsinya masih bersedia menampung para pengungsi dari Kabupaten Magelang namun karena dijemput aparat desa, maka para pengungsi meninggalkan barak pengungsian yang tersebar di Desa Banjarharjo, katanya.

Pemerintah desa sudah menemui kami dan pengungsi mulai meninggalkan barak pengungsian. Warga Desa Blongkeng dan Nguwar akan diangkut untuk kembali ke kampung mereka yang jarakanya 20 km.

"Pemerintah desa menjamin kondisi di desa mereka aman untuk di tempati. Kami menerima alasan tersebut dan memberi izin pengungsi meninggalkan barak pengungsian," katanya.

Ia mengatakan, pengungsi dari Desa Srumbung dan desa lain yang jaraknya kurang dari radius 20 km belum diizinkan meninggalkan barak pengungsian karena status awan Merapi belum diturunkan.

"Untuk pengungsi yang masih dalam kawasan bahaya tidak kami izinkan meninggalkan pengungsian sebelum ada pernyataan aman dari pemerintah," katanya.

Kepada Desa Banjarharjo Suwarto mengatakan bahwa jumlah pengungsi di Desa Banjarharjo tersisa 100 orang, karena yang lain sudah pulang sejak Minggu (12/11). "Sudah sejak kemarin, 1.300 pengungsi di Desa Banjarharjo telah pulang dan sisanya kemungkinan akan pulang hari ini," katanya.

Camat Kalibawang Rohedy Goenoeng mengatakan sebagian besar pengungsi telah kembali ke rumahnya dan tinggal sedikit yang bertahan. Para pengungsi yang masih bertahan kebanyakan pengungsi dari daerah yang mengalami kerusakan cukup parah seperti di Srumbung.

"Mereka yang memutuskan pulang tidak bisa dicegah karena sudah keinginan sendiri, sedangkan yang dari daerah kerusakannya cukup parah memang perlu bertahan lebih lama karena tempat tinggal mereka belum bisa ditinggali," katanya.

(ANT-159/M008/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010