antusias warga untuk mendapat vaksin itu besar
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap armada Mobil Vaksin Merdeka yang merupakan hasil kolaborasi antara Polrestabes Surabaya, Pemkot Surabaya, dan Korem 087/Bhaskara Jaya semakin diperbanyak karena memudahkan masyarakat mendapatkan vaksin.

"Kami berikan apresiasi atas kerja sama yang baik oleh tiga pilar di Surabaya. Program ini mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin karena semakin memperkecil jarak bagi masyarakat memperoleh vaksin COVID-19," ujar LaNyalla dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Mobil Vaksin Merdeka ini berkeliling memberikan pelayanan vaksinasi ke daerah-daerah, khususnya ke perkampungan untuk menjangkau masyarakat lebih dalam dengan target per hari 300 dosis.

Apabila target itu terpenuhi maka setiap harinya akan ada enam ribu lebih dosis yang diberikan kepada masyarakat Surabaya dengan total 22 unit mobil yang tersedia. Mobil ini juga dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang bertugas sebagai vaksinator.

"Dengan semakin mudahnya masyarakat mendapatkan akses vaksin, artinya semakin banyak warga yang menerima vaksin COVID-19 sehingga saya yakin target nasional penyuntikan dua juta vaksin dalam sehari juga akan tercapai," kata dia.

LaNyalla yakin program vaksin jemput bola ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Sebab, banyak warga yang sebenarnya mau menerima vaksin tapi terkendala masalah waktu dan jarak.

"Maka memang sudah tepat sekali mobil vaksin keliling menyasar masyarakat di kampung-kampung pesisir, pekerja informal, hingga komunitas-komunitas," LaNyalla.

Baca juga: Mobil respons cepat vaksin keliling mulai beroperasi di Surabaya
Baca juga: Pemkab Lombok Barat siapkan 6.000 dosis vaksin lewat mobil keliling


Mantan Ketua Umum PSSI ini mengimbau mobil vaksin keliling juga menjangkau warga yang termarjinalkan, seperti pemulung, pengemis, hingga pengamen. Menurutnya, pemerintah harus memikirkan masyarakat yang tidak terdaftar dalam data kependudukan.

"Kita tidak bisa menutup mata masih banyak warga negara yang belum terdaftar secara resmi sebagai penduduk karena tidak memiliki e-KTP dan identitas kependudukan lainnya. Padahal untuk bisa mendapatkan vaksin, salah satu syaratnya adalah nomor induk kependudukan (NIK)," katanya.

Menurutnya, harus dibangun sebuah sistem yang bisa memberikan vaksin bagi mereka yang tidak memiliki NIK. Misalnya bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sehingga mereka bisa divaksin sekaligus dibuatkan e-KTP.

Tidak itu saja, LaNyalla pun berharap program vaksinasi jemput bola bisa meluas hingga ke seluruh daerah di Indonesia.

"Karena sebenarnya antusias warga untuk mendapat vaksin itu besar. Tapi untuk bisa menerima vaksin Covid seringkali banyak kendala yang harus dihadapi warga. Jadi sudah selayaknya petugas negara memberikan kemudahan seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin divaksin," kata dia.

Baca juga: Mobil volkswagen keliling DKI untuk mempercepat vaksinasi
Baca juga: Kapolda Lampung memantau vaksinasi mobil keliling di Bandarlampung
Baca juga: Polres Jakpus dapat tambahan 11 armada vaksinasi keliling

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021