Jakarta (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) resmi mengoperasikan KMP Kaldera Toba dalam pelayaran perdananya melayani rute Muara - Onan Runggu.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan dengan hadirnya layanan ASDP memperkuat konektivitas penyeberangan di kawasan Danau Toba diharapkan dapat lebih meningkatkan kemajuan sektor pariwisata Danau Toba sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Dengan adanya penambahan KMP Kaldera Toba diharapkan tidak hanya memperlancar konektivitas antarpulau, tetapi juga meningkatkan pelayanan transportasi penyeberangan serta peningkatan pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan Danau Toba. Apalagi Danau Toba diarahkan menjadi destinasi pariwisata yang bertaraf internasional. Harapan kami, pengembangan kawasan Danau Toba sebagai salah satu daerah Destinasi Pariwisata Super Prioritas, dapat segera rampung dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat," kata Shelvy dalam keterangannya, Rabu.

Shelvy mengatakan, KMP Kaldera Toba merupakan kapal penyeberangan ketiga yang dibangun untuk melayani kawasan Danau Toba setelah KMP Ihan Batak dan KMP Pora-Pora.

KMP Kaldera Toba yang berada di bawah koordinasi Cabang Sibolga resmi melayani secara perdana lintasan perintis Muara - Onan Runggu pada Senin (16/8).

Turut hadir dalam peresmian pelayaran perdana Wakil Bupati Kabupaten Tapanuli Utara, Kepala BPTD Sumatera Utara dan Kadishub Provinsi Sumatera Utara, dan GM ASDP Cabang Sibolga.

KMP Kaldera Toba ini dibangun Kementerian Perhubungan oleh PT Dok Bahari Nusantara berukuran 200 GT yang memiliki kapasitas penumpang 152 orang dan 24 unit kendaraan campuran.

Shelvy mengatakan ASDP berkomitmen untuk terus memperkuat konektivitas penyeberangan perintis di Indonesia sebagai penghubung antarpulau dan memacu pengembangan wilayah.

Lanjut dia, tahun ini ASDP menargetkan dapat melayani 197 lintasan perintis di seluruh Indonesia dengan 85 unit kapal dan total 67.511 trip, sesuai dengan kontrak perintis darat dari Kementerian Perhubungan.

"Kami menyadari bahwa selama ini kehadiran ASDP bagi masyarakat yang berada di pulau terluar dan terdepan sangat besar kemanfaatannya. Tentunya, ASDP sebagai agen pembangunan juga berharap dapat berkontribusi lebih maksimal lagi, memberikan layanan keperintisan yang andal dan memadai. agar kehadiran kami benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia," tuturnya.

Angkutan penyeberangan perintis menjadi salah satu moda transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat apalagi Indonesia berbentuk kepulauan, dan layanan angkutan perintis ini menjadi jalan pembuka terisolasinya suatu daerah untuk menghubungkan daerah satu dengan lainnya untuk meningkatkan perkembangan wilayah.

Hal ini sejalan dengan keberadaan angkutan penyeberangan perintis sebagai wujud pengabdian Pemerintah kepada masyarakat yang sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 yang dilakukan berdasarkan pertimbangan kebijakan pemerataan pembangunan antarwilayah.

Layanan perintis bertujuan untuk menghubungkan daerah yang masih tertinggal atau wilayah terpencil yang belum berkembang dengan daerah yang sudah berkembang atau maju; sebagai penghubung daerah yang secara komersil belum menguntungkan untuk dilayani oleh pelaksana angkutan penyeberangan; dan menghubungkan daerah yang moda transportasi lainnya belum memadai.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyampaikan apresiasinya kepada seluruh operator penyeberangan khususnya ASDP yang selama ini telah mendukung dan memberikan layanan keperintisan terbaik kepada masyarakat.

Selama hampir 28 tahun sejak tahun 1992 Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menginisiasi kebijakan subsidi angkutan penyeberangan perintis yang sangat berperan besar dalam menyambung ikatan kemasyarakatan antar pulau yang terpisahkan hingga mampu menumbuhkan perekonomian melalui perdagangan serta merawat dan menjaga rasa nasionalisme masyarakat di wilayah terluar dan perbatasan.

"Saya berharap dukungan para stakeholder khususnya operator angkutan penyeberangan perintis untuk mengoptimalkan supply layanan angkutan penyeberangan perintis dan kepada Pemerintah Daerah untuk mendorong permintaan layanan angkutan penyeberangan perintis,” kata Budi Setiyadi.

Dirjen Budi menambahkan, apabila mengikuti tren dalam ilmu transportasi saat ini yaitu sistem transportasi multimoda, nantinya angkutan penyeberangan baik komersial maupun perintis di masa mendatang diharapkan dapat terintegrasi dengan moda lain dan menjadi bagian dari seamless transport system.

Baca juga: Kementerian KUKM latih 540 pelaku usaha kawasan Danau Toba
Baca juga: Hotel kapsul ramah lingkungan tempat baru berwisata di Danau Toba
Baca juga: Bandara Silangit siap topang UMKM dan pariwisata Danau Toba
​​​​​​​

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021