Normalisasi Kali Jambe diperlukan mengingat luapan air sungai itu kerap menjadi penyebab banjir
Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR menyiapkan rencana desain normalisasi aliran air Kali Jambe di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Kami siapkan perencanaannya dulu, usulan normalisasi Kali Jambe sudah masuk ke kami," kata Pengawas Wilayah Sungai Bekasi, Cikeas, Cileungsi BBWSCC Fahmi Arlan di Cikarang, Jabar, Kamis.

Menurut dia, normalisasi Kali Jambe diperlukan mengingat luapan air sungai itu kerap menjadi penyebab banjir.

Kondisi sungai juga dinilai memprihatinkan ditandai penyempitan jalur air, sedimentasi lumpur yang semakin tinggi, serta tumpukan sampah yang kerap menyumbat aliran air sungai.

Dia mengaku normalisasi Kali Jambe sebenarnya bukan kewenangan BBWSCC Kementerian PUPR melainkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebab aliran sungai ini bukan kategori sungai strategis nasional, hanya melintasi kota atau kabupaten saja.

Rencana normalisasi ini, kata dia, dilakukan setelah ada usulan masuk dari Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada pemerintah pusat.

"Sampai saat ini, Sungai Jambe tidak ada anggarannya di pusat karena beda kewenangan tapi akan kita rencana kerjakan karena surat permohonan dari provinsi menyatakan mereka tidak sanggup untuk normalisasi," katanya.

Berkaitan dengan estimasi waktu normalisasi, pihaknya terlebih dahulu akan membuat perencanaan teknis atau detail engineering design sebelum tahap berikutnya.

Dalam penyusunan itu, akan dilihat kapasitas debit Kali Jambe saat ini, debit banjir akibat luapan sungai, termasuk kapasitas rencana debit alir mengalir jangka 20 tahun, 50 tahun, atau 100 tahun.

"Kita tidak mungkin mengerjakan kalau tidak ada buku kuncinya atau DED itu, rencananya DED itu 2022," katanya.

Banjir yang kerap melanda kawasan permukiman dekat bantaran Kali Jambe setiap musim penghujan tiba disebabkan sungai tersebut tidak mampu menampung debit air akibat tingginya sedimentasi serta banyaknya sampah yang menghalangi arus air.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi sebenarnya terus melakukan pembersihan sampah yang menumpuk di aliran sungai tersebut secara rutin, namun hanya saja volume lumpur penyebab sedimentasi belum mampu diangkat.

Baca juga: PUPR bangun jembatan bailey di titik amblas Bekasi
Baca juga: Banjir Bekasi, Menteri PUPR siapkan langkah darurat dan jangka panjang
Baca juga: Dua situ di Bekasi jadi fokus penanganan banjir

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021