Yogyakarta (ANTARA News) - Sebagian besar pengungsi korban letusan Gunung Merapi tidak ingin menjual ternak-ternaknya dan memilih memeliharanya karena selama ini beternak merupakan mata pencaharian utama diantara mereka.

"Peternak memilih untuk memelihara ternak-ternak itu, karena bagi mereka, sapi atau kerbau adalah sumber penghidupan," kata Menteri Pertanian Suswono di Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, berdasarkan hasil identifikasi terhadap sapi dan kerbau yang berada di radius bahaya 20 kilometer diketahui terdapat 84.691 ekor, dan yang telah terevakuasi ke 181 lokasi penampungan sebanyak 10.231 ekor serta sapi yang mati di luar penampungan 2.121 ekor.

Dari total ternak yang telah diungsikan tersebut, jumlah permintaan penjualan sapi sebanyak 3.807 ekor.

Sebelumnya, Suswono mengatakan, pemerintah tidak ingin memaksa peternak untuk menjual hewan peliharaannya, bahkan pemerintah akan memberi bantuan pemberian pakan bagi ternak yang telah berada di penampungan.

"Di seluruh penampungan yang ada, telah ada penanggung jawab yang berasal dari penyuluh-penyuluh lapangan. Bahkan peternak yang kesulitan untuk memberikan pakan dapat datang ke penampungan untuk meminta pakan asalkan berada di kawasan rawan bencana," ujarnya.

Ia mengatakan, terdapat dua pola pembelian ternak yaitu menghubungkan peternak dengan pihak swasta yang berkeinginan membeli ternak atau pemerintah yang akan langsung melakukan pembelian.

"Hari ini, di Wedomartani, peternak akan dihubungkan dengan pihak swasta, sedang di Tlogoadi akan ada pembelian dari pemerintah," katanya.

Kerja sama dengan pihak swasta tersebut, lanjut Suswono, dimaksudkan agar peternak memperoleh harga pembelian yang lebih baik dari harga pembelian yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Jika harga pembelian dari pihak swasta berada di bawah harga pemerintah, tentunya peternak akan memilih untuk menjualnya ke pemerintah," katanya.

Pemerintah telah menetapkan harga pembelian untuk anak sapi sebesar Rp5 juta, sapi dara Rp7 juta, sapi bunting Rp9 juta dan sapi laktasi Rp10 juta, sedangkan sapi potong akan dihargai berdasarkan bobot badan saat hidup yaitu Rp22 ribu per kilogram (kg) untuk sapi jantan dan Rp20 ribu per kg untuk sapi betina yang sudah tidak produktif.

"Nantinya, uang hasil pembelian ternak itu akan langsung ditransfer ke peternak. Kami akan buatkan rekeningnya di bank," katanya.

Ia pun berharap, uang sebesar Rp100 miliar yang telah dianggarkan pemerintah mencukupi untuk keperluan penyediaan pakan di lokasi penampungan dan juga untuk pembelian ternak.

Apabila dana tersebut tidak mencukupi, Kementerian Pertanian dapat memberikan bantuan dana.

Sementara itu, penggantian untuk ternak yang mati akibat letusan Gunung Merapi akan dilakukan saat tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi.

(E013/S018/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010