Hanoi (ANTARA) - Rencana Pemerintah Vietnam untuk melarang penduduk Ho Chi Minh City meninggalkan rumah mulai Senin telah memicu warga untuk memborong barang kebutuhan pokok.

Kota terbesar di Vietnam itu telah menjadi episentrum wabah virus corona terburuk, menyumbang lebih dari setengah jumlah kasus COVID-19 dan 80 persen jumlah kematian.

Kepanikan warga yang membeli kebutuhan pokok mengganggu upaya pemerintah kota menangani wabah yang meningkat, kata petinggi Kantor Berita Vietnam.

Antrean panjang terlihat di pasar-pasar, sementara rak-rak toko swalayan di Ho Chi Minh City tampak kosong pada Sabtu, kata sejumlah saksi dan media pemerintah.

"Ini tampak kacau," kata seorang wanita di Distrik 2. "Banyak sekali orang berebut membeli makanan dan barang penting lain untuk menghadapi hari-hari yang berat nanti."

"Saya telah membeli sejumlah makanan, karena saya tak ingin mati kelaparan sebelum mati karena virus corona."

Vietnam pada Jumat mengatakan akan mengerahkan tentara di Ho Chi Minh untuk menegakkan aturan lockdown, ketika kota itu mengambil langkah-langkah tegas untuk memperlambat laju kematian akibat COVID-19.

Total kasus di negara itu telah mencapai 323.000 dengan 7.540 kematian, demikian menurut data kementerian kesehatan.

"Kota itu siap memasok makanan dan barang-barang penting untuk warganya," kata Phan Van Mai, wakil kepala satgas COVID-19, seperti dikutip media pemerintah.

Partai Komunis yang berkuasa pada Jumat memutuskan untuk mengganti Nguyen Thanh Phong sebagai ketua Komite Rakyat kota itu.

Mereka tidak memberikan alasan, namun para analis menyebut Phong diganti karena dinilai tidak mampu menangani wabah.

  Sumber: Reuters
Baca juga: Kematian COVID naik, warga Ho Chi Minh Vietnam diminta tetap di rumah
Baca juga: Vietnam perpanjang pembatasan COVID di Ho Chi Minh
Baca juga: COVID melonjak, Vietnam perpanjang 'lockdown' di wilayah selatan


Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021