Pamekasan, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meluncurkan masjid tangguh bencana COVID-19 sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui tempat ibadah akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona di wilayah itu.

"Ini sebagai bentuk ikhtiar kita bersama dalam berupaya mencegah penyebaran COVID-19, termasuk di tempat ibadah seperti masjid ini," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam saat meluncurkan program tersebut di Masjid Agung As-Syuhada di Pamekasan, Jumat.

Masjid tangguh bencana atau "Mastana" ini, sambung dia, merupakan masjid yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam setiap kegiatannya, menyediakan bilik disinfektan, tempat cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, dan hand sanitezer.

Baca juga: Sekda Jember angkat bicara terkait honor pemakaman COVID-19

Selain itu, hal yang lain perlu disediakan di masjid tangguh COVID-19, tempat vaksinasi. Semua pengurus serta jamaah, harus divaksin COVID-19, sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus corona.

"Disamping itu, tentunya menaati menjaga jarak pula, sebagaimana memang telah ditetapkan oleh Satgas COVID-19," ujar Bupati.

Selain meresmikan masjid tangguh, Bupati Baddrut Tamam juga memberikan bantuan kepada pengelola masjid berupa beras, masker, hand sanitizer, vitamin, minyak goreng, serta alat penyemprot disinfektan.

Baca juga: Pasien terinfeksi COVID-19 varian delta di Riau 28 orang

Masjid As-Syuhada Pamekasan merupakan masjid pertama di Pamekasan yang ditetapkan Pemkab Pamekasan sebagai masjid tangguh COVID-19 yang peluncurannya dihadiri semua pimpinan perangkat daerah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pemkab Pamekasan.

Setelah di Masjid Agung As-Syuhada Pamekasan, Pemkab Pamekasan bersama Satgas COVID-19 selanjutnya akan menyasar 1.294 masjid lainnya yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Lampung bertambah 226 orang

Dalam kesempatan itu bupati juga mengajak semua tokoh agama dan para ulama di Kabupaten Pamekasan agar bisa menjadi motor penggerak dalam penegakan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat.

Sebab, menurut dia, jika masyarakat taat pada protokol kesehatan, maka kemungkinan penyebaran virus corona bisa ditekan.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan, hingga 26 Agustus 2021, total jumlah warga di kabupaten ini yang terdata positif COVID-19 sebanyak 2.363 orang, dengan perincian 2.083 orang sembuh, 194 orang meninggal dunia, dengan jumlah kasus aktif 86 orang.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021