Kami melihat bahwa dari sisi lingkungan hidup sama sekali tidak menjamin, artinya air sudah tidak layak dikonsumsi masyarakat pinggiran Kali Baliem

Wamena, Papua (ANTARA) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Amos Asso menyatakan bahwa air Kali Baliem sebenarnya sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi masyarakat sebab sudah tercemar sampah. "Kami melihat bahwa dari sisi lingkungan hidup sama sekali tidak menjamin, artinya air sudah tidak layak dikonsumsi masyarakat pinggiran Kali Baliem," katanya di Wamena, Kamis. Ia mengakui warga yang tinggal di sepanjang bibir Kali Baliem masih membuang sampah berbagai jenis ke dalam kali itu. Pihaknya masyarakat menghentikan aktivitas membuang sampah sembarangan tempat sebab pemerintah sudah menyediakan tempat pembuangan akhir (TPA). Lahan yang sudah dibeli oleh pemerintah daerah itu adalah untuk dijadikan TPA berada di Distrik Pisugi. "Sampah masyarakat jangan dibuang di Kali Baliem. Sampah itu bisa ditaruh di tempat yang mudah diangkut supaya petugas kami mengangkut dan membuang di tempat yang sudah disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup," katanya. Menurut dia perlu adanya peraturan daerah (perda) tentang larangan membuang sampah ke Kali Baliem untuk menyelamatkan lingkungan tetapi juga masyarakat sekitar. "Mungkin ke depan kita bentuk perda untuk mengawasi Kali Baliem ini supaya orang jangan lagi mencemarkan air ini atau menjadikan Kali Baliem sebagai tempat sampah," kata Amos Asso. Berdasarkan pantauan ANTARA di Kali Baliem masyarakat melakukan berbagai aktivitas seperti mencuci pakaian, mencuci peralatan masak, mandi, membuang sampah. dan bahkan air di sana juga diminum secara langsung tanpa dimasak. Baca juga: 7.560 bibit ikan dilepas ke sungai Baliem Baca juga: Corona hentikan tradisi menyambut Ramadhan di Lembah Baliem Baca juga: Peneliti minta wisatawan Lembah Baliem hormati adat suku Dani Baca juga: Berkurangnya cocok tanam ubi jalar di Wamena jadi keprihatin arkeolog

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021