Moskow (ANTARA) - Kepala Lukoil Oil Company, perusahaan produsen minyak dan gas terbesar kedua Rusia, mengatakan bahwa harga minyak 65-75 dolar AS per barel "nyaman" bagi konsumen dan bahwa kelompok negara-negara produsen minyak terkemuka OPEC+ berusaha untuk mempertahankan kisaran harga tersebut dengan mengatur produksi.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Kommersant yang diterbitkan pada Selasa, Vagit Alekperov mengatakan pembatasan produksi minyak akan tergantung pada kondisi pasar.

"Peraturan (produksi) bisa berbeda tergantung situasinya," kata Alekperov.

"Untuk saat ini September 2022 akan menandai tonggak sejarah ketika pembatasan harus dihapus. Perusahaan memiliki produksi menganggur hingga 90.000 barel per hari, yang kami harap akan dibutuhkan oleh pasar."

Lukoil telah mengatakan sebelumnya bahwa mereka dapat mengurangi kepemilikannya dalam proyek minyak West Qurna-2 Irak. Alekperov mengatakan Lukoil tetap dalam pembicaraan dengan pemerintah Irak untuk tetap terlibat dalam proyek tersebut.

Alekperov mengatakan formasi Yamama di ladang minyak West Qurna 2 terbukti sulit untuk diekstraksi karena mengandung hidrogen sulfida tingkat tinggi.

Baca juga: Minyak jatuh lagi setelah Saudi pangkas harga penjualannya ke Asia

Baca juga: Harga minyak naik, ditopang persediaan AS turun dan keputusan OPEC+

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021