Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau optimistis daerah itu memasuki kategori penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level dua pada pertengahan September 2021, karena angka positivity rate membaik.

"Kepri level dua, saya yakin dua pekan lagi sudah bisa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri di Batam, Kamis.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Angka penularan kasus COVID-19 di Kepri terus menurun, sejalan dengan angka kesembuhan yang meningkat dan positivity rate yang juga terus membaik. Berbagai indikator itu diharapkan dapat membuat pemerintah menetapkan kebijakan PPKM level dua.

Baca juga: Wagub Kepri yakinkan ibu menyusui untuk divaksin COVID-19

Baca juga: Batam mulai vaksinasi ibu hamil


Pada hari ini saja, Satgas COVID-19 Kepri mencatat tambahan 52 orang yang terkonfirmasi positif dan 72 orang sembuh dengan positivity rate 1,8 persen.

"Positivity rate kita baru bagus sepekan ini," kata dia.

Besarnya angka positivity rate di Kepri didorong pencapaian di Kota Batam, yang hanya 0,53 persen. Sedangkan kabupaten kota lain di Kepri masih di atas 3 persen.

Begitu pula angka penularan COVID-19 di Kota Batam juga menurun drastis, seiring dengan meningkatnya jumlah pasien sembuh.

Meski begitu, karena pemerintah menilai keseluruhan provinsi, maka penerapan PPKM di Batam masih pada level 3.

"Positivity rate Batam sudah di bawah 1 persen. Mestinya level (PPKM) turun. Tapi pertimbangan pemerintah tidak hanya angka itu. Sebab satu kesalahan saja, kasus bisa naik lagi," kata dia.

Ia mengingatkan tingkat kasus aktif COVID-19 di tiga kabupaten kota di Kepri masih oranye, sehingga pemerintah masih harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan. Tiga kabupaten yang masih dalam level risiko sedang yaitu Tanjungpinang, Karimun, dan Natuna.

"Jangan sampai kerja keras seluruh pihak demi menekan penularan COVID-19 dalam enam bulan terakhir menjadi sia-sia," kata dia mengingatkan.

Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Apalagi menghadapi kemungkinan masuknya varian Mu.

Ia menyampaikan, menurut para ahli, varian Mu tidak lebih parah dari Delta, namun menular dua kali lipat.

"Penanganannya sama, vaksinasi itu yang penting, kemudian mematuhi protokol kesehatan. Jangan sampai ada kontak," kata dia.*

Baca juga: Kasus aktif COVID-19 di 4 kabupaten di Kepri tinggal puluhan orang

Baca juga: Satgas: Kasus aktif COVID-19 di Anambas tinggal 23 orang

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021