Beijing (ANTARA) - Pos perbatasan baru yang menghubungkan wilayah China daratan dan Makau dibuka untuk umum.

Pos pemeriksaan imigrasi yang diberi nama Qingmao tersebut hanya khusus untuk pejalan kaki.

Pos Qingmao itu dibuka untuk mengatasi kejenuhan di pos Gongbei yang sudah lama beroperasi, demikian media China, Jumat.

Pos Gongbei merupakan pos perbatasan terbesar yang biasanya dilalui masyarakat Provinsi Guangdong, China, dan Makau.

Sementara pos Qingmao diproyeksikan mampu menampung pelaju lintas-batas hingga 200 ribu orang per hari.

Sistem inspeksi bersama dalam satu waktu diterapkan dalam pos baru itu sehingga pemeriksaan dokumen perjalanan hanya akan membutuhkan waktu sekitar 30 detik.


Baca juga: Minyak jatuh ke terendah 2 minggu, China berencana melepas cadangannya


Keberangkatan dan kedatangan diproses dalam satu jalur. Ada 50 unit pintu masuk dan 50 unit pintu keluar otomatis yang dipasang di pos itu lengkap dengan dua konter pemeriksaan imigrasi dari kedua belah pihak di setiap jalur keluar-masuk.

Dibukanya pos baru itu akan meningkatkan kerja sama Provinsi Guangdong dan Makau serta menjadi angin segar bagi pembangunan di kawasan Guangdong-Hong Kong-Makau, demikian Gubernur Guangdong Ma Xingrui.


Baca juga: China bantu pemerintahan baru Afghanistan 3 juta vaksin, 200 juta yuan

Kepala Eksekutif Wilayah Administrasi Khusus Makau Ho Latseng mengatakan bahwa pembangunan pos perbatasan Qingmao yang berdasarkan perbedaan aturan hukum dan sistem manajemen Makau dan China itu menandai pencapaian kerja sama Makau-China sekaligus meningkatkan pemahaman prinsip "satu negara, dua sistem".

Baik Gongbei maupun Qingmao merupakan pos perbatasan darat yang berlokasi tidak jauh dari stasiun kereta api Zhuhai sebagai jalur transportasi utama menuju Guangzhou, Ibu Kota Provinsi Guangdong.

Makau yang dikenal sebagai kota judi terbesar di Asia itu juga terkoneksi dengan Zhuhai (China) dan Hong Kong oleh jembatan tol di atas laut yang mulai beroperasi sejak 2019.

Baca juga: Pemerintah Taliban izinkan warga asing tinggalkan Afghanistan

Baca juga: Pemerintahan Biden pertimbangkan batalkan rencana pengeboran Arktik

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021