Dalam holding ... integrasi culture bukan hal yang paling sulit, justru integrasi operasional yang paling sulit
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menilai prinsip BRI One Culture akan menjadi kunci keberhasilan BRI dalam integrasi holding BUMN Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

"Strategi BRI menyelaraskan culture di grup bisnis perseroan termasuk dengan hadirnya holding BUMN UMi. Dalam holding yang menjadi langkah strategis pemerintah untuk penguatan ekosistem usaha UMi itu, integrasi culture bukan hal yang paling sulit, justru integrasi operasional yang paling sulit," ujar Sunarso dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.

Kendati demikian, ia mengatakan culture atau budaya  bisa menjadi kunci dan landasan agar integrasi operasional menjadi lancar, efektif, dan efisien.

“Kenapa mudah? Karena culture-nya sama, culture BUMN. Culture itu benar-benar berubah ketika kita memang punya spirit bersama-sama untuk membuat culture kita jadi lebih produktif dan menjadikan culture menjadi bagian dari strategi untuk mencapai tujuan. Itulah transformasi,” ujar Sunarso.

Terkait BRI One Culture ia menjelaskan, AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) yang diluncurkan oleh Kementerian BUMN dalam melayani negeri, juga merupakan nilai dasar dan panduan perilaku.

Saat ini seluruh BUMN wajib mengacu pada nilai perusahaan, AKHLAK, dan nilai perusahaan tersebut diterjemahkan sesuai dengan spesifikasi industri masing-masing perseroan.

Baca juga: BRI jadi induk Pegadaian dan PNM pada September 2021

“Jadi apa culture BRI yang spesifik. Kami di sini semua orientasinya adalah customer-oriented karena yang kami produksi adalah jasa. Maka kemudian perilaku yang menonjol adalah layanan customer oriented, layanan yang beyond expectation nasabahnya,” ujar Sunarso.

Setelah mengadopsi BRI One Culture, lanjut Sunarso, adalah mengintegrasikan layanan bersama Pegadaian dan PNM.

Dengan demikian, integrasi ketiga entitas BUMN yang memiliki model bisnis berbeda ini akan saling memperkuat potensi usaha masing-masing, serta tidak menghilangkan model bisnis Pegadaian dan PNM yang khas.

“Kita juga bisa mengefisienkan karena kehadiran tiga institusi ini. Ada joint location, operation-nya lebih efisien, lebih digital dan lain-lain,” ucap dia.

Dengan demikian, kata dia, target BRI untuk melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya operasional seminimal mungkin dan risiko serendah mungkin akan semakin cepat terealisasi.

Oleh karena itu Sunarso memastikan seluruh sumber daya manusia BRI dari top manager hingga frontliner yaitu tenaga pemasar seperti mantri BRI harus memahami transformasi dan sinergi tersebut dengan mengamalkan nilai-nilai BRI One Culture.

“Bahwa visi kami sekarang ini menjadi the most valuable, tetapi tidak hanya bank namun juga banking group, artinya kami melibatkan anak perusahaan. BRI ingin lebih tinggi lagi menjadi champion of financial inclusion”, yang artinya menguasai market share, terutama di UMKM,” ujarnya.

Baca juga: Saham BBRI dinilai layak dikoleksi seiring prospek holding ultra mikro

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021