Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) optimis pemasangan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap akan mengalami peningkatan di Indonesia seiring dengan upaya percepatan melalui regulasi pemerintah dan dukungan pemilik modal.

"Peminat PLTS Atap terutama dari kalangan industri sudah mulai meningkat. Minat ini akan terus tumbuh seiring dengan munculnya kesadaran industri untuk menghasilkan green product dengan mengoptimalkan konsumsi listrik dari energi terbarukan," kata Ketua AESI Fabby Tumiwa dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Fabby menyampaikan pemerintah perlu mendukung realisasi pemanfaatan energi terbarukan melalui regulasi agar seluruh masyarakat dapat ikut serta dalam mencapai target pemanfaatan energi bersih dan penurunan emisi gas rumah kaca.

Menurut dia, penggunaan PLTS atap makin diminati oleh pelaku industri karena adanya kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi produk hijau yang harus dipenuhi industri, salah satunya dari penggunaan sumber energi bersih PLTS.

Baca juga: Kementerian ESDM: Pemanfaatan PLTS oleh masyarakat tidak boleh ditunda

"Tidak hanya perusahaan global yang mulai memperhatikan penggunaan listrik bersih untuk operasionalnya, tetapi perusahaan lokal juga semakin banyak yang mulai mengembangkan industri hijau," ujar Fabby.

Dalam refleksi empat tahun Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), kapasitas terpasang PLTS atap terus mengalami peningkatan sejak 2018 dengan kontribusi sebesar 21 persen atau setara 46 megawatt peak dari total kapasitas terpasang.

Pada 2025, pemerintah menargetkan kapasitas terpasang PLTS atap mencapai 3,6 gigawatt yang akan disuplai oleh sektor industri dan rumah tangga.

Managing Director Xurya Daya Indonesia menuturkan tingginya minat pelaku industri terhadap instalasi PLTS atap juga seiring dengan meningkatnya konsumsi produk hijau melalui penggunaan energi listrik dari pembangkit energi terbarukan.

"Kini konsumen juga semakin kritis terhadap produk yang dikonsumsinya, apakah proses produksi dan operasionalnya memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan atau tidak," tutur Eka Himawan.

Penggunaan PLTS Atap dalam kegiatan operasional telah dilakukan oleh pelanggan-pelanggan Xurya. Perusahaan tersebut telah berkomitmen dalam penggunaan energi bersih dan semakin diperkuat dengan penandatanganan dukungan GNSSA, seperti yang dilakukan oleh PT MGM Bosco Logistics, PT Suri Nusantara Jaya, PT Nusa Toyotetsu Corp, Hotel Santika Premiere Bandara Palembang, PT Platinum Ceramics Industry, Global Sevilla School, Bandung Televisi Indonesia, PT Softex Indonesia, PT Indahtex Utama, PT Bina Niaga Multiusaha, PT Vastland Indo.

Sementara itu, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya mengatakan pemerintah memfokuskan instalasi PLTS atap dalam pengembangan energi terbarukan karena sumber listrik ini cepat dan biaya produksi yang bersaing.

Baca juga: Optimalisasi PLTS atap bertumpu pada rumah tangga dan industri

"Kami terus berupaya dalam meningkatkan penggunaan tenaga surya dengan menyusun Rancangan Peraturan Menteri ESDM yang ramah bagi pengguna PLTS atap, salah satu yang diatur adalah memperluas penggunaan PLTS atap dan meningkatkan nilai keekonomian PLTS atap," pungkas Chrisnawan.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021