KAI bisa terus bertahan, bahkan tumbuh untuk melayani masyarakat meski pembatasan pergerakan masyarakat dilakukan pada skala nasional, wilayah, hingga antardaerah.
Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 masih melanda Tanah Air, meskipun tren penularannya cenderung menurun saat ini. Kondisi yang berlangsung lebih dari setahun ini mengakibatkan sendi-sendi kehidupan masyarakat menjadi terpuruk.

Pergerakan manusia di seluruh dunia dibatasi untuk mencegah penularan COVID-19. Demi memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membatasi pergerakan masyarakat dengan sejumlah kebijakan di sektor transportasi.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjadi salah satu perusahaan jasa transportasi yang terdampak pandemi. Beragam upaya dilakukan PT KAI demi bertahan dalam kondisi sulit, hingga akhirnya kini menjadi salah satu perusahaan yang sukses dalam beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru atau new normal.

KAI bisa terus bertahan, bahkan tumbuh untuk melayani masyarakat meski pembatasan pergerakan masyarakat dilakukan pada skala nasional, wilayah, hingga antardaerah.

Sebagai perusahaan transportasi di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), KAI melakukan transformasi secara menyeluruh, baik dari sisi bisnis, operasionalnya, hingga sumber daya manusia.

Pada Juli lalu, KAI Group berhasil mendapatkan delapan penghargaan pada ajang AKHLAK Award 2021 yang diselenggarakan Kementerian BUMN. Secara umum, KAI Group dinilai berhasil mengimplementasikan budaya organisasi AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pencapaian tersebut tak lepas dari semangat dan kerja keras seluruh pekerja KAI Group dalam mengimplementasikan nilai-nilai AKHLAK BUMN.

“Ini dimulai dari para pimpinan KAI Group mengenai pentingnya budaya kerja bagi kinerja organisasi. Kami akan terus meningkatkan indeks implementasi AKHLAK serta kualitas SDM di seluruh KAI Group, sehingga kinerja perusahaan terus meningkat dan layanan kepada masyarakat, khususnya pelanggan kereta api juga akan semakin lebih baik lagi,” kata Didiek.

Baca juga: Indef: Pilihan rasional jika KAI pimpin proyek kereta cepat

Demi mendukung kebijakan pemerintah menekan laju penyebaran Covid-19, PT KAI yang bergerak di bidang transportasi turut mengurangi kapasitas penumpang dan jam operasionalnya.

KAI hanya menjual tiket sebanyak 70 persen dari kapasitas maksimal tempat duduk untuk KA jarak jauh dan KA bandara, serta 50 persen untuk KA lokal. Sedangkan untuk KRL, kapasitas yang dipergunakan maksimal hanya 32 persen atau 52 penumpang per kereta.

VP Public Relations PT KAI Joni Martinus menyebut, KAI hanya melayani 128.025 penumpang KA Jarak Jauh dan KA Lokal pada 30 Agustus sampai 4 September 2021.

"Rata-rata harian 21.338 pelanggan per hari. Jumlah tersebut turun 3,3 persen dibandingkan pekan sebelumnya yaitu periode 23-28 Agustus yaitu sebanyak 22.079 pelanggan per hari," kata Joni.

Di samping membatasi kapasitas penumpang, KAI juga mengurangi jumlah perjalanan kereta api.

Rata-rata kereta api yang dijalankan KAI Group pada PPKM Darurat hanya 1.241 kereta per hari, turun 13 persen dibanding periode bulan Juni yaitu 1.430 kereta per hari.

Turunnya trafik kereta api tersebut secara otomatis berdampak pada penurunan pendapatan.

Baca juga: KAI terapkan protokol kesehatan secara ketat di seluruh perjalanan KA

Sepanjang paruh pertama tahun ini KAI mengalami kerugian hingga 65,90 persen atau sebesar Rp454,47 miliar. Namun demikian, KAI tetap berupaya menjaga laju lokomotif di tengah keterbatasan, salah satunya dengan mengoptimalkan kinerja angkutan barang atau logistik.

PT KAI mengakselerasi kinerja angkutan barang dengan mengangkut sebanyak 28,2 juta ton pada Semester I 2021, naik 8,9 persen dibanding dengan Semester I 2020 dimana KAI mengangkut 25,9 juta ton barang.

Pendapatan angkutan barang telah menunjukkan tren positif, naik menjadi Rp3,35 triliun dari semula Rp3,15 triliun pada periode yang sama.

Tidak mengejar keuntungan semata, KAI turut memberikan potongan harga sebesar 50 persen untuk pengiriman obat-obatan, alat pelindung diri, dan alat medis lainnya yang menggunakan KAI Logistik Express.

Baca juga: KAI: Syarat STRP KA lokal dihapus mulai 14 September, cukup vaksinasi

Komitmen KAI Group dalam mendukung program pemerintah menanggulangi penyebaran Covid-19 juga diwujudkan dengan menggratiskan biaya angkutan oksigen ke sejumlah wilayah.

Joni Martinus menyampaikan, KAI juga melakukan sinergi BUMN dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk melalui kerja sama penyediaan energi berbasis gas bumi dan transportasi logistik berbasis kereta api.

"Langkah optimalisasi sarana dan prasarana angkutan kereta api tersebut diawali dengan uji coba angkutan LNG menggunakan kereta api," ujar Joni.

Adapun bisnis non-angkutan melalui komersialisasi aset terus dioptimalkan demi meningkatkan kinerja perusahaan.

Selain aset yang berkaitan langsung dengan operasional perjalanan kereta api, KAI mengoptimalkan sejumlah aset tanah dan bangunan untuk dipergunakan di antaranya sebagai kantor, rumah makan, parkir, hingga museum.

KAI mencatat, bisnis non-angkutan menyumbang sebesar Rp325 miliar pada semester I 2021. Sektor ini diproyeksikan meraup pendapatan mencapai Rp700 miliar hingga akhir 2021.

Langkah-langkah kolaboratif dan adaptif yang dilakukan KAI tersebut, diyakini mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan sekaligus mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional.

Inovasi digital

Inovasi tidak hanya dilakukan KAI dari sisi bisnis, tetapi juga dalam bidang layanan penumpang. KAI senantiasa berupaya menjamin keselamatan, keamanan, dan kesehatan pengguna jasa terutama pada era new normal.

Berbagai fasilitas telah disediakan KAI kepada pelanggan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru seperti menyediakan wastafel portabel dan hand sanitizer, serta memberikan healthy kit untuk penumpang jarak jauh.

Seluruh upaya itu turut didukung dengan penerapan protokol kesehatan ketat di lingkungan stasiun, mulai dari mengecek suhu tubuh, menggunakan masker, hingga menjaga jarak baik saat berada di stasiun maupun selama dalam perjalanan kereta api.

Melengkapi layanan tersebut, kata Joni, KAI menambah sejumlah fitur pada aplikasi KAI Access agar dapat memudahkan calon penumpang dalam mengatur perjalanannya secara daring.

KAI Access dikembangkan untuk memberi layanan yang memungkinkan pemesanan tiket kereta api sekaligus taksi Bluebird. Calon penumpang dimudahkan dengan transportasi penjemputan dari lokasi awal ke stasiun keberangkatan, kemudian dari stasiun kedatangan hingga ke lokasi tujuan.

Integrasi layanan ini dilakukan KAI secara menyeluruh hingga ke sistem pembayaran. KAI Access memberikan kemudahan dalam mengakses pembelian tiket yang ditunjang dengan sistem pembayaran dompet digital.

"Dengan demikian, calon penumpang bisa langsung memesan dan membayar tiket tanpa kontak fisik dengan petugas, tanpa uang tunai, dan tidak perlu berpindah aplikasi," ujarnya.

Untuk mempermudah dan memperlancar proses pemeriksaan dokumen kesehatan pelanggan kereta api, KAI Access telah diintegrasikan dengan aplikasi PeduliLindungi.

Melalui integrasi kedua sistem tersebut, maka data vaksin dan hasil tes Covid-19 baik RT-PCR atau Rapid Test Antigen calon penumpang dari aplikasi PeduliLindungi akan muncul pada layar petugas pada saat melakukan boarding di stasiun.

Tidak hanya itu, dalam rangka mendukung pemerintah mewujudkan kekebalan tubuh secara komunal atau herd immunity, KAI menyediakan layanan vaksinasi Covid-19 gratis bagi pelanggan dan masyarakat di berbagai stasiun.

Pelaksanaan vaksinasi di stasiun ini juga ditujukan untuk membantu melengkapi persyaratan calon pelanggan kereta api.

Upaya-upaya inilah yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa kereta api merupakan pilihan moda transportasi yang aman dan nyaman.

Adaptasi, kolaborasi, dan inovasi digital adalah kunci penting untuk KAI agar tetap bertumbuh dalam menghadapi segala tantangan.

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021