Alhamdulillah, ada enam orang yang berhasil kami selamatkan
Jakarta (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Penyelamatan (Save and Rescue/ SAR) Jakarta menyelamatkan penyintas kapal motor (KM) Elang Laut yang terbalik di perairan Teluk Jakarta, dengan titik koordinat 05°50'42.00"S / 106°56'22.00"E, Selasa.

Kepala SAR Jakarta Hendra Sudirman mengatakan sejauh ini personelnya sudah berhasil menyelamatkan enam dari total 10 orang kru kapal nelayan yang diketahui hendak berlayar dari Muara Angke menuju Kalimantan itu.

"Alhamdulillah, ada enam orang yang berhasil kami selamatkan. Menurut hasil koordinasi kami dengan korban yang selamat itu, masih ada empat orang lagi dari kru KM Elang Laut yang seluruhnya 10 orang. Empat orang ini masih harus kami cari," kata Hendra saat ditemui wartawan di dermaga Pantai Mutiara, Jakarta Utara.

Kru kapal yang berhasil selamat dibawa menuju dermaga Tanjung Priok untuk selanjutnya melaksanakan pemulihan.

Hendra menambahkan, penyebab kapal terbalik masih diselidiki.

Baca juga: Kapal nelayan asal Jakarta ditemukan terbalik di Laut Karimunjawa

Namun ia menyebutkan dalam dua hari terakhir, perairan Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta sedang dilanda gelombang tinggi dan angin kencang.

"Tadi pagi pun, angin rata-rata kecepatannya mencapai 30 knot. Ketinggian gelombang masih rata-rata 1-1,5 meter," ujar dia.

"Situasi ekstrem begini dari cuaca maupun gelombang, kendala alam itu pasti ada," kata Hendra pula.

SAR Jakarta mengerahkan kapal patroli cepat jenis kapal tiup kaku (rigid inflatable boat/ RIB) nomor 01 dan 03 setelah menerima titik koordinat kapal yang terbalik di dermaga Pantai Mutiara.

"Jumlah personel di RIB 01 sebanyak empat orang, di RIB 03 juga empat orang. Total personel delapan orang," kata Hendra.

Baca juga: Kapal Terbalik Dua Kru Tewas

Titik koordinat didapat pihaknya dari Kapal Motor (KM) Tanto Setia yang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Belawan (Medan, Sumatera Utara) yang melihat langsung adanya kapal yang terbalik serta krunya yang mengapung dan hanyut di lokasi tersebut.

"Mereka (KM Tanto Setia) tidak melihat cahaya kembang api (flare), tapi langsung melihat ada kapal yang tenggelam," kata Hendra.
 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021