Banda Aceh (ANTARA) - Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo menyatakan Aceh berpeluang besar untuk menjadi pusat industri halal di Indonesia.

“Peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Aceh karena akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang,” kata Banjaran Surya Idrastomo dalam sebuah webinar yang digelar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan, Aceh memiliki kekhususan berupa keistimewaan dalam menjalankan syariah Islam dan didukung dengan hadirnya Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Dari sisi sumber daya alam, Aceh memiliki sektor unggulan untuk pengembangan industri halal, yakni sektor kepariwisataan, pertanian, pendidikan dan kesehatan.

Dengan hadirnya Qanun LKS tersebut, Aceh berkontribusi menopang delapan persen pangsa pasar syariah secara nasional.

“Integrasi aspek komersial dan Sosial menjadi modal dasar bagi provinsi ini beradaptasi sebagai basis ekosistem ekonomi dan industri halam di Tanah Air,” katanya.

Workshop bertajuk peran dan tantangan media dalam memperkuat literasi Keuangan syariah dan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh, kerja sama JMSI Aceh dengan BSI yang dibuka Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Turut hadir sejumlah pemateri yakni Regional CEO Bank Syariah Indonesia wilayah Aceh, Wisnu Sunandar, Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa dan Kepala Subbagian Edukasi san Perlindungan Konsumen OJK Aceh, Moishe Sofian A. Sagir.
Baca juga: Kembangkan industri halal, Kemenperin luncurkan Serambi Halal BBIHP
Baca juga: Kemenperin dukung RI jadi mesin ekonomi halal global
Baca juga: MES: Bank syariah mampu biayai potensi industri halal Rp714 triliun


Pewarta: M Ifdhal
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021