Pekanbaru (ANTARA News) - Sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Riau tertarik untuk mengambil alih pengelolaan Blok Siak dari PT Chevron Pasific Indonesia, yang kontraknya bakal habis pada 2013.

"Ada beberapa BUMD yang menyatakan tertarik untuk mengelola Blok Siak setelah kontrak Chevron habis tahun 2013," kata Kepala Dinas Hubungan Masyarakat dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro, ketika dihubungi ANTARA News dari Pekanbaru, Senin.

Kontrak Bagi Hasil Chevron, dahulu masih bernama Caltex, di Blok Siak diteken pada 1991 selama 22 tahun dan berakhir 2013. Sebelumnya, pengelolaan blok itu menggunakan sistem Kontrak Karya yang diteken pada September 1963.

Produksi minyak mentah di Blok Siak mencapai 2.000 BPOD (barrel production oil per day) atau sekitar 300.000 barel minyak per hari.

"Selain BUMD di Riau, ada juga pengusaha nasional yang menyatakan tertarik dengan Blok Siak, seperti dari Bakrie dan Medco," ujarnya.

Menurut dia, potensi minyak di blok tersebut masih cukup bagus apalagi harga minyak dunia diperkirakan cenderung akan naik.

Ia mengatakan, peluang pengelolaan Blok Siak ke pemerintah daerah juga terbuka lebar karena pemerintah pusat berkomitmen untuk memberi prioritas kepada BUMD.

"Karena peminatnya banyak, maka pemerintah akan memberlakukan sistem tender. Namun, BUMD tetap mendapat prioritas dari pemerintah, tinggal kita melihat kesiapan mereka dari sisi finansialnya," kata Elan.

Sejauh ini, sudah ada dua BUMD di Riau yang mengelola blok bekas Chevron, yakni Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu yang mengelola Blok Coastal Plain Pekanbaru, dan PT Sarana Pembangunan Riau yang mengelola Blok Langgak.

Selain itu, ia juga mengatakan, peluang BUMD makin besar karena Chevron belum juga mengajukan perpanjangan kontrak hingga pertengahan 2010. Mekanisme perpanjangan kontrak bisa diajukan perusahaan asing itu sejak 10 tahun sebelum kontrak habis dan paling lambat pada 2011.

"Hingga pertengahan 2010, belum ada permohonan perpanjangan kontrak dari Chevron. Berarti mereka hanya punya kesempatan sampai 2011 untuk mengajukan kontrak baru," katanya.

General Manager Policy Government and Public Affars Chevron, Usman Slamet, sebelumnya menyatakan bahwa Chevron, kontraktor minyak asal Amerika Serikat, sebenarnya masih berminat untuk memperpanjang kontrak di Blok Siak karena blok itu memiliki fungsi strategis untuk mengintegrasikan eksploitasi minyak di Blok Rokan.

Meski begitu, Usman belum bersedia memaparkan apakah Chevron telah mengajukan perpanjangan kontrak kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BP Migas.
(T.F012/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010