BIA dapat membantu KBRI di Brussels dan KBRI Den Haag untuk semakin memperkuat kerja sama ekonomi dan bisnis antara Indonesia dan negara-negara Benelux,
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi meresmikan peluncuran Asosiasi Benelux-Indonesia (Benelux-Indonesia Association/BIA) di KBRI Brussels, Belgia, Rabu (15/9).

Asosiasi bisnis itu dibentuk untuk memfasilitasi perdagangan antara perusahaan di Indonesia dan negara-negara Benelux yaitu Belgia, Belanda, dan Luksemburg khususnya di bidang logistik, pajak, serta bidang keuangan dan investasi.

Dalam acara tersebut, Dubes Mayerfas menegaskan bahwa bisnis memainkan peranan penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia-Belanda, Indonesia-Belgia, juga Indonesia-Luksemburg.

Diharapkan BIA dapat membantu pebisnis Indonesia untuk lebih memahami berbagai aturan di Benelux, serta membantu pebisnis Benelux menjalankan bisnis di Indonesia, dan sebaliknya.

Baca juga: Promosi Wonderful Indonesia warnai trem di Brussels

“Dengan demikian, BIA dapat membantu KBRI di Brussels dan KBRI Den Haag untuk semakin memperkuat kerja sama ekonomi dan bisnis antara Indonesia dan negara-negara Benelux,” ujar Mayerfas dalam keterangan tertulis KBRI Brussels, Kamis.

Dalam kesempatan yang sama, Dubes Andri Hadi, yang juga merangkap Dubes RI untuk Luksemburg dan Uni Eropa (EU), menyampaikan pentingnya hubungan Indonesia dengan negara-negara Benelux yang terefleksikan dari nilai ekspor Indonesia ke EU yang didominasi oleh negara-negara Benelux.

Selain berharap agar BIA dapat menjadi jembatan bagi para pebisnis dari Benelux dan Indonesia, Dubes Andri Hadi juga berharap pendirian BIA dapat menjadi motor pendongkrak perdagangan dan ekspor Indonesia ke Benelux dan EU, serta menjadi katalisator bagi investasi Benelux ke Indonesia.

Acara peluncuran Asosiasi Benelux-Indonesia di KBRI Brussels pada Rabu (15/9/2021). (ANTARA/HO-KBRI Brussels)
 

Direktur Asia Tenggara dan Oseania Kementerian Luar Negeri Belgia Jean Cornet D’Elzius menyambut baik pendirian BIA khususnya dalam rangka pemulihan pascapandemi COVID-19. Pendiri BIA, Johan Lubbe Bakker, menyampaikan bahwa BIA akan menjadi “mata dan telinga” bagi perusahaan Indonesia untuk pasar Benelux dan Eropa maupun sebaliknya.

Baca juga: Wisatawan Belgia tumbuh minim, Indonesia ikuti Brussels Holiday Fair

“BIA yang akan membina hubungan dengan otoritas dan pengusaha dari keempat negara, menerbitkan rilis pers mengenai informasi terkini di bidang bisnis dan perusahaan, membangun jejaring, melakukan pendampingan perusahaan Indonesia untuk penetrasi pasar Eropa dan sebaliknya,” kata Bakker.

Sementara itu, melalui platform virtual, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menyambut baik pendirian BIA dan siap untuk berkolaborasi lebih erat khususnya dalam sektor peningkatan investasi dan perdagangan. KADIN Indonesia sejak awal turut berperan aktif dan mendorong pendirian BIA.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns, dan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Stephane de Loecker juga hadir secara virtual pada acara peluncuran BIA.

Turut hadir secara langsung dalam acara tersebut anggota parlemen Belgia dari partai NVA yang juga Mayor Kota Edegem Koen Metsu, Sekjen Benelux Alain de Muyser, kalangan diplomatik, serta sedikitnya 75 pelaku bisnis/investor dari Belgia, Belanda, dan Luksemburg, termasuk Managing Director SIPEF François Van Hoydonck, CEO Van der Leeden Luuk van der Leeden.

Peluncuran BIA terlaksana berkat kerja sama dan kolaborasi erat KBRI Brussels, KBRI Den Haag, BIA, dan KADIN Indonesia.

Baca juga: Dubes ajak perusahaan alat medis Luksemburg bangun pabrik di Indonesia

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021