Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat memantau kesehatan guru yang selama ini terlibat kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level Tiga.

Pemkot Jakarta Barat memantau kesehatan staf pengajar pelajar itu dengan mewajibkan seluruh guru mengisi formulir khusus setelah mengajar di kelas.

Baca juga: DKI kemarin, Pfizer-Moderna seluruh faskes hingga gugatan polusi udara

"Semua guru mengisi google form khusus dan langsung kirim ke Dinas Pendidikan sebagai bukti laporan," kata kata Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Jakarta Barat II Masduki saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Di formulir tersebut, lanjut Masduki, setiap guru diwajibkan mengisi beberapa kolom seperti keterangan data diri.

Setelah data dari, guru diwajibkan menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi fisik terkini.

Jika dari beberapa pertanyaan tersebut guru mengakui mengalami gejala yang mengarah ke COVID-19, maka pihak suku dinas menganjurkan guru tersebut untuk istirahat.

"Nanti juga akan ditracing guru ini ketemu siapa saja ketika mengajar, akan dilakukan tracing menyeluruh," tutur Masduki.

Jika salah satu guru dipastikan ada yang terpapar COVID-19, maka sekolah tersebut dipastikan tidak bisa menjalankan PTM untuk sementara waktu.

Walau demikian, Masduki memastikan hingga saat ini belum ada laporan adanya guru yang terpapar COVID-19 selama PTM berlangsung.

Dia meyakini hal tersebut dikarenakan mayoritas guru sudah menjalani vaksinasi sehingga kekebalan komunal atau heard imunnity pun meningkat.

Masduki berharap seluruh guru dan murid tetap dalam kondisi baik hingga PTM tahap kedua digelar pada 27 September mendatang.

Baca juga: Wapres: Ketentuan PTM terbatas ada di masing-masing pemda

Sebelumnya, sebanyak 3.000 guru di yang bertugas di sekolah di wilayah Sudin Pendidikan Jakarta Barat II sudah mendapatkan suntikan vaksin tahap pertama di gerai vaksinasi yang disediakan pemerintah.

Masduki mengatakan jumlah tersebut merupakan sebagian besar seluruh guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipir (PNS) dan pegawai swasta.

Selain para guru, pemerintah juga sudah memvaksinasi 1.000 tenaga non pengajar yang bertugas di sekolah wilayah Jakarta Barat.

"Hampir 4.000 an lebih yang sudah divaksin terdiri dari 3000 tenaga pendidik, 1000 non pendidik," ujar Masduki.

Menurut Masduki, ribuan guru dan tenaga non pendidikan itu sudah menjalani vaksin sejak awal Juli lalu. Namun demikian, tidak semua guru dan tenaga medis bisa divaksin lantaran adanya syarat kesehatan.

Baca juga: Pembelajaran tatap muka di DKI berjalan baik

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021