Sanliurfa, Turki (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki bersama dengan Badan Pengembangan dan Promosi Pariwisata Turki (TGA) memperkenalkan "Tas Tepeler", yang menghadirkan sejumlah kepingan sejarah dari peradaban dan kehidupan manusia, termasuk temuan tentang sejarah dari komunitas sosial pertama di dunia.

"Program ini memadukan ilmu pengetahuan dan warisan sejarah; untuk diinterpretasikan lebih baik lagi, serta untuk merayakan berbagai perbedaan. Diharapkan melalui proyek ini kami dapat memberikan gambaran, membagi pengetahuan, dan menerjemahkan kebudayaan yang sempat terkubur di dalamnya," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki Mehmet Nuri Ersoy, dalam pembukaan pameran Karahantepe pada Kamis (23/9) malam.

Menteri Ersoy menambahkan, pemukiman zaman Neolitik penting di dalam dan sekitar Sanliurfa, dan sejumlah hasil temuan dari penggaliannya diperkenalkan di Museum Sanliurfa.

Baca juga: Turki keluarkan peringatan perjalanan mengenai AS

Lebih lanjut, ia mengatakan Proyek Penelitian Zaman Neolitikum Sanliurfa (Sanliurfa Neolithic Age Research Project) adalah proyek arkeologi terbesar dan terlengkap yang pernah dibuat di Turki.

Banyak akademisi dan ilmuwan lokal dan asing berpartisipasi dalam mempromosikan Tas Tepeler, yang menjadi tuan rumah contoh pertama kehidupan menetap dan komunitas sosial di dunia.

Tas Tepeler -- yang jika diartikan secara harafiah sebagai "Bukit Bebatuan" itu pun merupakan salah satu rangkaian sebelum dihelatnya Kongres Neolitik Internasional (International World Neolithic Congress) pada tahun 2023.

Tak hanya sebagai ajang promosi pariwisata dan tuan rumah kongres internasional tersebut, Menteri Ersoy mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai pengembangan di banyak aspek mulai dari pelayanan pengunjung, kesiapan pameran, hingga terus memastikan infrastruktur pendukungnya.

"Setidaknya 127 juta lira adalah angka dari investasi publik kami untuk proyek ini. Saya pikir angka ini memberikan ide yang serius tentang nilai dan pentingnya proyek," kata Ersoy.

"Dunia akan menyadari nilai budaya yang tak tertandingi dari tanah ini dan akan menyaksikan bersama kami titik balik yang mengubah jalannya sejarah," imbuhnya.

Sependapat, Gubernur Sanliurfa Abdullah Erin Ozgecmis mengatakan Sanliurfa merupakan wilayah dengan banyak potensi di bidang sejarah dan budaya yang dapat digali lebih dalam.

"Sanliurfa bisa dibilang merupakan 'museum terbuka', karena kaya dengan banyak potensi. Tak hanya kaya akan sejarah para leluhur, namun juga merupakan rumah dari kebudayaan dan ragam perbedaan," kata Ozgecmis.

"Tempat ini menjadi saksi dari zaman Neolotk dengan pesan-pesan terpendam dari 12 ribu tahun yang lalu. Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak dan peneliti dari seluruh dunia untuk mengeksplor penemuan, dan banyak aspek lainnya dari proyek ini," imbuhnya.

Di sisi lain, salah satu peneliti yang terlibat di proyek ini yaitu Prof. Dr. Andrei Tabarev, mengatakan akan ada dampak internasional yang penting untuk ilmu pengetahuan dan arkeologi.

Baca juga: KBRI Ankara gencarkan promosi pariwisata di Turki secara daring

Baca juga: Turki jadi pilihan menarik turis Indonesia selama pandemi

Baca juga: Jalan-jalan di Turki secara virtual dari rumah
 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021