Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan World Tourism Day (Hari Pariwisata Dunia) hadir untuk menjadi pengingat agar sektor pariwisata dapat mempersempit ketimpangan ekonomi.

“Karena di tengah pandemi ini ada satu fenomena, yaitu yang kaya makin kaya, yang terpuruk makin ke bawah,” ujar dia Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara hybrid, Jakarta, Senin.

Lebih lanjut, dikatakan ada secercah harapan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) untuk membuka kelangsungan usaha dan kembali menggiatkan lapangan kerja seluas-luasnya untuk masyarakat Indonesia di tengah melandainya pandemi COVID-19.

Sandiaga mengutarakan, sektor parekraf di Indonesia mengalami kontraksi yang sangat hebat selama dua tahun terakhir.

Pada tahun 2020, ia menyatakan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menurun sebesar 75 persen. Sementara di tahun 2021 dari Januari hingga Juli, kunjungan wisman menurun hingga 80 persen.

Hal ini disebut mengakibatkan hampir dua juta lapangan pekerjaan hilang di tengah pandemi dan tantangan ekonomi. Salah satu pengaruh yang menghambat laju wisatawan antara lain ialah kebijakan pembatasan sosial akibat melonjaknya kasus COVID-19.

“(Karena itu), dibutuhkan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu untuk sektor parekraf,” ungkap Menparekraf.

Pada tahun ini, WTD 2021 mengangkat tema Tourism for Inclusive Growth atau Pariwisata untuk Pertumbuhan Inklusif.

Pertumbuhan inklusif ini disebut harus menyasar kepada mereka yang mengalami berbagai tekanan di tengah pandemi, mulai dari segi kehilangan mata pencaharian, kehilangan pekerjaan, maupun menghadapi situasi yang sangat sulit lainnya.

Peringatan WTD juga dalam rangka mendorong Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan upaya menghapus kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, keberlanjutan lingkungan, kesetaraan gender, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketimpangan.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021