Magelang (ANTARA News) - Jaringan listrik di sejumlah dusun di Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sepanjang 500 meter rusak akibat diterjang banjir lahar dingin pada Minggu (9/1).

Supervisor Teknik PT PLN UPJ Borobudur, Bambang Cahyono, Jumat mengatakan bahwa PT PLN UPJ Borobudur menderita kerugian cukup besar akibat terjangan banjir lahar dingin Minggu (9/1) lalu.

Kerusakan jaringan terjadi di Desa Sirahan, mulai Dusun Salakan, Jetis, Glagah, Sirahan, sampai Gemampang. Dua tiang listrik patah dan enam lainnya hanyut terbawa lahar serta jaringan kabel putus di beberapa titik dan sebauah travo juga rusak.

Menurut dia, akibat bencana tersebut sekitar 750 pelanggan PLN di lima dusun tidak bisa menikmati layanan listrik.

Ia mengatakan, di Desa Sirahan terdapat 15 travo. Jika setiap travo melayani sekitar 50 pelanggan maka paling tidak ada 750 pelanggan, namun angka sebenarnya bisa lebih banyak.

Kerugian PLN akibat bencana tersebut masih dalam penghitungan mengingat luasnya wilayah bencana. Setelah banjir lahar, jaringan listrik di empat kecamatan bahkan ikut padam, yakni Kecamatan Salam, Ngluwar, Srumbung, dan sebagian Muntilan.

Ia mengatakan, PT PLN terpaksa merelokasi sejumlah jaringan untuk pelanggan Desa Sirahan dan Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar. Sebelumnya pasokan listrik di daerah tersebut diambilkan dari Desa Gulon, Salam maka sekarang diambilkan dari Desa Plosogede, Kecamatan Ngluwar.

Menurut dia, pelanggan di tiga dusun terparah yang terkena dampak bencana yakni Sirahan dan Glagah, Desa Sirahan serta Dusun Gempol, Desa Salam, PT PLN masih akan menunggu kondisi lingkungan membaik. Ketiga dusun tersebut akan diperbaiki setelah banjir lahar dingin mereda.

PT PLN sengaja mematikan sejumlah titik saat terjadi banjir lahar, katanya, untuk menghindari kemungkinan buruk jika banjir lahar dingin kembali meluap.

Ia mengatakan, selama ini PT PLN mempunyai petugas khusus untuk memantau banjir lahar dingin dan bekerja sama dengan relawan sehingga bisa mematikan listrik dengan cepat saat lahar menerjang.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011