Kabupaten Mimika (ANTARA) - Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menunda jadwal pemberian medali Panjat Tebing nomor speed track klasik campuran (mix) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua karena hujan.

Ketua I Pengurus Pusat FPTI Rudy Fitryano mengatakan acara pemberian medali sore tadi sudah dipersiapkan, namun turunnya hujan membuat FPTI harus menginformasikan penundaan jadwal tersebut.

Rudy kepada wartawan di Arena Panjat Tebing SP2 Mimika, Selasa, juga mengatakan bahwa PP FPTI akan mengkoordinasikan perihal pemberian medali kepada Pengurus Besar PON, untuk mencocokkan jadwal antara para atlet dan ofisial-nya dengan waktu pelaksanaan kompetisi Panjat Tebing lainnya yang masih berlangsung.

Pemberian medali emas, perak, dan perunggu untuk nomor Speed Track Klasik Campuran rencananya juga masih dihadiri oleh Ketua PP FPTI Zannuba Ariffah Chafsoh, atau akrab disapa Yenny Wahid.

Rudy mengatakan Selasa malam akan bertemu dengan Yenny Wahid, salah satunya untuk membicarakan perihal kesiapannya menghadiri acara pemberian medali tersebut.

"Nanti akan kami kabarkan ke kawan-kawan besok (Rabu) terkait pengalungan medali," pungkas Rudy.

Sebelumnya, PP FPTI sudah mengeluarkan satu medali pada nomor speed klasik campuran, di mana yang berhasil meraih emas adalah kontingen Papua dan perak adalah Jawa Timur, dan perunggu adalah DKI Jakarta.

Atlet panjat tebing putra dan putri Abas Hamid dan Nesthy Stella Iriani Pedai meraih satu emas dari nomor speed klasik campuran (mix) atas nama kontingen Papua dengan perolehan waktu 34,58 detik.

Disusul kontingen Jawa Timur Rahmad Adi dan Dorifatus Safiiyah dengan catatan waktu 34,59 detik dan pasangan suami istri Aspar Jaelolo dan Mudji Mulyani dengan jumlah catatan waktu 37,20 detik.

Baca juga: Papua raih satu emas nomor speed campuran panjat tebing PON
Baca juga: Yenny Wahid harap sentuhan Papua munculkan atlet unggulan nasional
Baca juga: TNI-Polri amankan pembukaan cabang panjat tebing PON XX di Timika

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021