Jayapura (ANTARA) - Lagu tema Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua berjudul "Torang Bisa" yang dinyanyikan artis lokal baru potensial, Vien Mangku, menutup pembukaan pesta olahraga multi cabang ini di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Sabtu malam WIT.

Lagu resmi yang berjudul sama dengan tagline PON XX "Torang Bisa" atau berarti "Kita Bisa" tersebut diciptakan oleh Hebat Fatahillah.

Saat lagu dinyanyikan, juga ditampilkan pertunjukan spektakuler kembang api di penghujung acara dari atap stadion.

Lagu "Torang Bisa" bermakna sangat dalam. Dari setiap liriknya menggambarkan semangat dari Tanah Papua. Lokasinya yang berada paling timur, menjadi daerah paling awal menyambut matahari terbit. Dari situ maknanya akan terbit pula semangat yang tak pernah habis.

Liriknya juga menceritakan empat hal yang tercermin dalam semangat para atlet di Papua, yaitu menjaga persatuan bangsa, menanamkan jiwa sportivitas, menyatukan perbedaan, dan saling bersatu menjadi juara.

Selain itu, "Torang Bisa" juga menjadi ungkapan atas isu kesetaraan yang menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia.

Menariknya, "Torang Bisa" juga menyelipkan beberapa bait rap di pertengahan lagu.

"Berlari melaju jadi nomor satu, Semangat juara Garuda di dadaku, Berada di ujung Timur Indonesia ku, Tak pedulikan walau berbeda-beda suku...," penggalan bait rap dalam lagu tersebut.

Vien yang merupakan penyanyi muda berusia 25 tahun tersebut tampil tepat setelah api di kaldron dinyalakan oleh pesepak bola Nasional asal Papua Boaz Salossa.

Para tamu kehormatan dari pejabat pusat maupun daerah, serta penonton dan ratusan atlet perwakilan kontingen asal 34 provinsi juga larut dalam nyanyian penyanyi asal Kaimana, Papua Barat tersebut.

Di pertengahan acara, Vien juga sempat tampil dan berkolaborasi membawakan beberapa lagu dengan Ruth Sahanaya, Tulus dan Albert Fakdawer serta Papua Original Band.

Baca juga: Lagu resmi PON Papua "Torang Bisa" junjung persatuan dan sportivitas
Baca juga: Paduan suara Uncen bawakan lagu Indonesia Raya

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021