Vaksinasi adalah kebutuhan bersama untuk mengakhiri pandemi ini sehingga tidak ada pilihan lain, yakni semua orang harus memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pribadi, keluarga dan bangsa ini
Jakarta (ANTARA) - Di saat pandemi COVID-19 sedang tinggi-tingginya terjadi kasus penularan beberapa waktu lalu, lembaga pendidikan, seperti pondok pesantren (ponpes) pun tidak luput menjadi salah satu klaster, dari ribuan klaster lainnya.

Laporan dari beberapa daerah di Tanah Air menunjukkan fakta ada sejumlah ponpes yang santrinya tertular virus corona jenis baru penyebab COVID-19.

Penanganan kala itu bagi komunitas ponpes yang menjadi klaster adalah dilakukan isolasi, baik terpusat maupun mandiri.

Kini, setelah pemerintah menargetkan 70 persen rakyat Indonesia divaksinasi anti-COVID-19 guna mewujudkan kekebalan komunal, lingkungan ponpes pun meresponsnya dengan baik.

Salah satu yang merespons itu adalah di Pondok Pesantren Al-Fatah, SMP, SMA dan SMK Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) di Jalan Kreteg 55, Kampung Sukajaya, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pemimpin Umum Pondok Pesantren Al-Fatah, KH Saepul Milah Hasbi menjelaskan saat pihaknya diajak kolaborasi Kaukus Muda Indonesia (KMI) dan Mabes Polri untuk vaksinasi kalangan santri, maka ia langsung menyambut baik.

Kegiatan vaksinasi massal yang berlangsung pada Selasa (22/9) 2021 itu, tidak hanya diikuti santri, guru dan lingkup ponpes, namun juga mengajak masyarakat luas yang belum divaksinasi.

Ponpes Al-Fatah mendapat alokasi 1.500 dosis vaksin, yang akhirnya bisa dilaksanakan dengan baik, di mana kegiatan diawali dengan pembacaan shalawat "Thibbil Qulub" atau shalawat kesehatan hati yang dilantunkan Kiai Saepul Milah, yang secara simbolik dibuka Camat Ciomas Chairuka Judhyanto, MSi.

Vaksinasi tersebut, bagi Saepul Millah Hasbi, bukan sekadar upaya melindungi para peserta dari ancaman tertular maupun menularkan virus, namun juga sebagai gerakan mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat mengikuti vaksinasi.

Karena itu, menurut dia, vaksinasi adalah kebutuhan bersama untuk mengakhiri pandemi ini sehingga tidak ada pilihan lain, yakni semua orang harus memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pribadi, keluarga dan bangsa ini.
Pimpinan Umum Pondok Pesantren Al-Fatah, KH Saepul Milah(enam dari kiri) bersama panitia dari KMI dan Polri usai kegiatan vaksinasi di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jabar, Rabu (22/9/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Ponpes Alfatah.

Percepatan

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi menyatakan bahwa Kemenag terus mendorong percepatan vaksinasi di ponpes.

Saat mendampingi Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Kamis (2/9), ia bahkan menyebut vaksinasi pesantren terus dikebut.

"Baik untuk kiai, guru, maupun jutaan santri," katanya melalui pernyataan Kemenag.

Percepatan vaksinasi sangat penting sebagai ikhtiar untuk bisa segera mewujudkan kekebalan komunitas itu sehingga vaksinasi di lingkungan pesantren juga sangat strategis.

Sebab, selain jumlah kiai dan santri yang sangat banyak, juga bisa mendorong kepercayaan masyarakat sekitar untuk ikut vaksinasi.

Apalagi, sosok kiai adalah panutan masyarakat sehingga vaksinasi di ponpes akan mendorong umat untuk ikut serta, terlebih santri jumlahnya sangat banyak, yakni jutaan dan tersebar di berbagai daerah.

Wamenag menyebut capaian luar biasa yang sudah diwujudkan diyakini tidak terlepas dari peran dan kontribusi kiai dan tokoh agama dalam memberikan edukasi dan pencerahan kepada umat tentang pentingnya vaksinasi.

Bagi ustadz Ahmad Fahir, M.Si, ketua panitia pelaksana vaksinasi massal di Ponpes Al-Fatah, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) dan melindungi mereka dari ancaman tertular atau potensi menularkan COVID-19.

Alumnus Ponpes Daarul Rahman Jakarta itu menyatakan vaksinasi massal sebagai ikhtiar para kader muda NU Bogor itu adalah untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus, mewujudkan kekebalan komunitas serta mewujudkan masyarakat tangguh COVID-19.

Gerakan vaksinasi massal ini diharapkan dapat menumbuhkan imunitas komunitas dan yang terpenting dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas untuk saling melindungi dengan ikut vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan.
Panitia bersama di Pondok Pesantren Al-Fatah, disela-sela vaksinasi di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jabat, Rabu (22/9/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Ponpes Alfatah)

Apresiasi ponpes

Respons kalangan ponpes yang menyambut baik kegiatan vaksinasi semacam itu diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo.

"Kami ingin melindungi mereka semuanya, memproteksi mereka semuanya agar tidak terkena COVID, yaitu dengan vaksinasi," kata Kepala Negara saat meninjaua vaksinasi di Pondok Pesantren/Dayah Istiqamatuddin Darul Mu'Arrif, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Kamis (16/9).

Melalui pernyataan yang disampaikan lewat laman https://setkab.go.id, Presiden menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada ponpes yang telah mendukung para santri untuk mendapatkan suntikan vaksin sehingga dapat terlindungi dari COVID-19.

Selain di Kabupaten Aceh Besar, enam ponpes di kabupaten/kota di Indonesia juga secara bersamaan melakukan kegiatan vaksinasi.

Enam ponpes itu yakni, Ponpes Modern Al-Kautsar, Kota Pekanbaru (Riau), Ponpes Al-Fathamiyah, Kabupaten Karawang (Jabar), Ponpes Darussalam, Kabupaten Banyumas (Jateng), Ponpes Al-Rifa'ie 2, Kabupaten Malang (Jatim), Ponpes Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Kalsel) dan Ponpes DDI Mattoanging, Kabupaten Bantaeng (Sulsel).

Ketika dialog bersama para santri melalui konferensi video, presiden menyatakan senang atas semangat para santri untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Kepala Negara berharap dengan adanya vaksinasi, para santri lebih terlindungi dan secepatnya dapat bertemu dengan para guru dan teman untuk melakukan PTM.

"Pak kiai, saya senang sekali, alhamdulillah ini para santri kelihatan sekali bersemangat dan sangat sehat-sehat semuanya, sehingga kita harapkan dengan proses vaksinasi ini para santri menjadi lebih sehat lagi dan terproteksi dari COVID-19," kata presiden.

Lingkungan lembaga pendidikan, baik umum maupun ponpes, kini sudah ada yang memulai PTM terbatas dan ada pula yang sedang berproses untuk melaksanakannya.

Pemangku kepentingan lembaga pendidikan itu, baik tenaga pendidik, seperti guru dan ustadz, peserta didik, murid dan santri, terus dan sedang berproses untuk mendapatkan vaksin.

Respons baik untuk menyambut vaksinasi dari ponpes, sebagai lembaga pendidikan tertua di Nusantara ini, agaknya menumbuhkan optimisme bahwa kekebalan kelompok dapat segera diwujudkan.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021