Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melakukan pelacakan dan pengetesan secara ketat terhadap kontingen yang terdiri dari para atlet, ofisial, dan panitia pelaksana asal Jawa Barat yang tengah ikut serta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat Dewi Sartika menuturkan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk penyelenggara PON XX di Papua mengenai penanganan kasus COVID-19 tersebut.

"Saya koordinasikan, yang jelas ada ke arah sana (pelacakan kontak erat, pengetesan, dan perawatan pasien COVID-19)," kata Dewi Sartika ketika dihubungi oleh wartawan dari Bandung, Rabu.

Pelacakan sampai perawatan yang positif COVID-19 tersebut dilakukan sesuai prosedur awal yang sudah dipersiapkan, apalagi kini sudah terdeteksi sejumlah atlet, ofisial, dan panitia pelaksana, dinyatakan positif COVID-19 saat berlaga di PON Papua.

Dewi mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa dipastikan jumlah atlet dan ofisial asal Jabar yang dinyatakan positif COVID-19 karena koordinasi dan upaya penanganan masih berlangsung.

Baca juga: Menpora pastikan pertandingan PON Papua tetap berjalan

Sementara itu, KONI Jawa Barat (Jabar) bersungguh-sungguh memperhatikan kesehatan dan keamanan kontingen PON Provinsi Jabar dari penularan COVID-19. Selain menjamin sarana prasarana penunjang protokol kesehatan (prokes), pengetesan juga dilakukan secara rutin.

Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin mengatakan, Pemda Provinsi Jabar turut memfasilitasi alat pengetesan COVID-19 dan tenaga kesehatan. Kontingen PON Jabar pun mendapatkan banyak bekal, seperti vitamin dan sarana penunjang prokes.

"Secara dini, Pak Gubernur (Jabar Ridwan Kamil) sangat respons, sangat memperhatikan kesehatan kita. Kita juga dibekali dengan berbagai macam bekal-bekal agar para atlet tetap sehat, seperti vitamin," kata Ahmad dalam Podcast Juara.

Menurut Ahmad, Pemda Provinsi Jabar memberikan hibah berupa alat pengetesan dengan metode PCR. Alat pengetesan itu rutin digunakan untuk atlet yang intens berkontak fisik saat berlaga di PON, seperti atlet bela diri.

"Satu hari menjelang pertandingan, kita harus melaksanakan swab antigen. Kita melengkapinya, dokternya, sarana dan prasarananya. Kemudian kami juga sudah berkoordinasi dengan Labkes," katanya.

"Bahkan Gubernur Jabar memberikan hibah satu alat untuk melaksanakan PCR. Inilah kiat kita untuk menetralisir dan memberikan keyakinan, kepercayaan diri, untuk tidak terpengaruh situasi yang menekan," imbuhnya.

Baca juga: KONI Pusat komentari kasus COVID-19 di PON Papua

Guna memberikan keamanan dari penularan COVID-19, aktivitas kontingen Jabar dibatasi. Jika sudah bertanding dan berlatih, para atlet harus langsung pulang ke penginapan. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 sekaligus menjaga kondisi fisik.

"Atlet tidak boleh keluar setelah melaksanakan pertandingan. Wajib ke penginapan dan tidak boleh keluar. Kita 100 persen melayani kebutuhan-kebutuhan atlet. Dan memang, untuk menjaga kesehatan, yang paling pokok selain vitamin, kita memberikan air yang lebih agar tidak dehidrasi," ujar Ahmad.

Ahmad pun mengatakan, pihaknya membawa motivator untuk memberikan suntikan semangat kepada atlet-atlet yang berlaga di PON. Tujuannya agar atlet tampil sebaik-baiknya selama bertanding.

"Kita harus mampu menetralisir emosional dengan tetap berdoa. Secara lahir sudah berupaya, secara batin kita melengkapi," katanya.

Kontingen Provinsi Jabar sendiri akan mengikuti 37 cabang olahraga dengan jumlah kontingen 1.239 orang, terdiri dari 770 orang atlet dan 394 orang manajer dan ofisial. Jabar menargetkan gelar juara umum pada PON XX Papua 2021.

Baca juga: 29 kasus COVID-19 ditemukan di empat klaster PON XX Papua
Baca juga: Tujuh atlet terpapar COVID-19 isolasi di RSUD Mimika
Baca juga: Lima atlet DKI yang berlaga di PON Papua terpapar COVID-19

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021