Kabupaten Mimika (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia Jawa Tengah Abdul Hamid menilai Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua adalah kejuaraan 'keramat' yang mempunyai kompetisi yang merata, khususnya bagi atlet panjat tebing di hampir semua provinsi.

Ia mengatakan para atlet pemusatan latihan nasional hingga para juara dunia yang diunggulkan untuk nomor-nomor tertentu belum tentu memenangkan medali emas di ajang 'keramat' tersebut.

"PON ini ajang keramat. Juara dunia pun enggak mesti (selalu meraih kemenangan) di sini. Dan itu sejarah banyak membuktikan. Makanya hari ini kami sangat bersyukur sekali dengan pencapaian selama PON Papua ini," kata Hamid di Arena Panjat Tebing SP2 Mimika, Kamis.

Baca juga: Atlet Jateng berpeluang rebut satu emas lagi dari nomor 'Combined'

Hamid mencontohkan, salah satu atlet putri dari Banten Rajiah Sallsabilla yang memecahkan rekor untuk nomor speed world record perorangan putri, mengalahkan rekor dunia yang diraih oleh Alexandra Mirosław dari Lublin, Polandia di Olimpiade Tokyo 2020.

Catatan waktu Rajiah yang saat itu bertanding di semifinal nomor speed WR perorangan putri adalah 6,74 detik. Itu mengalahkan catatan waktu Alexandra yaitu 6,84 detik dan juga atlet andalan Jawa Tengah Aries Susanti Rahayu yang meraih catatan waktu 6,995 detik.

"Kemarin juga ada perorangan putri dari Banten itu ya bagus sekali. Itu juga sudah melewati catatan rekornya Aries (Susanti Rahayu)," kata Hamid.

Hamid berharap adanya persaingan yang merata tersebut akan semakin memajukan olahraga panjat tebing Indonesia di tingkat Internasional.

"Harapannya sih sukses panjat tebing Indonesia," kata Hamid.

Baca juga: Jateng borong dua medali emas sekaligus dari cabang panjat tebing

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021