Pesawat survei geofisika

  • Jumat, 8 Oktober 2021 17:47 WIB

Kepala SKK Migas Papua-Maluku, Subagyo (ketujuh kanan) berpose dengan manajeman SKK Migas di samping pesawat survei DC3 Turbo Prop yang akan digunakan untuk survey Migas di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (8/10/2021). Melalui pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Kontraktor Kontrak Kerjasama Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (KKKS PHE Jambi Merang) di wilayah terbuka, SKK Migas bersama PHE Jambi Merang akan melaksanakan survei geofisika menggunakaan teknologi enhanced Full Tensor Gradiometry (eFTG) di cekungan Bintuni dan Salawati, Papua Barat sepanjang 23.000 Km dan mencakup area seluas 45.000 Km2 yang dijadwalkan dimulai pada 12 Oktober 2021 dan berakhir November 2021. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/hp.

Kepala Departmen Humas SKK Migas Papua-Maluku, Galih Agussetiawan (kanan) memberikan keterangan di samping Pesawat survei DC3 Turbo Prop yang akan digunakan untuk survey Migas di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (8/10/2021). Melalui pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Kontraktor Kontrak Kerjasama Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (KKKS PHE Jambi Merang) di wilayah terbuka, SKK Migas bersama PHE Jambi Merang akan melaksanakan survei geofisika menggunakaan teknologi enhanced Full Tensor Gradiometry (eFTG) di cekungan Bintuni dan Salawati, Papua Barat sepanjang 23.000 Km dan mencakup area seluas 45.000 Km2 yang dijadwalkan dimulai pada 12 Oktober 2021 dan berakhir November 2021. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/hp.

Petugas berdiri di dekat pesawat survei DC3 Turbo Prop yang akan digunakan untuk survey Migas di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (8/10/2021). Melalui pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Kontraktor Kontrak Kerjasama Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (KKKS PHE Jambi Merang) di wilayah terbuka, SKK Migas bersama PHE Jambi Merang akan melaksanakan survei geofisika menggunakaan teknologi enhanced Full Tensor Gradiometry (eFTG) di cekungan Bintuni dan Salawati, Papua Barat sepanjang 23.000 Km dan mencakup area seluas 45.000 Km2 yang dijadwalkan dimulai pada 12 Oktober 2021 dan berakhir November 2021. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/hp.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait