Jayapura (ANTARA) - Arena untuk kompetisi olahraga senam PON XX Papua di Istora Papua Bangkit menuai banyak pujian dari atlet, salah satunya Nabila Evandestiera, pesenam ritmik DKI Jakarta yang menyabet tiga emas PON Papua.

Nabila yang telah mengikuti perhelatan PON tiga kali berturut- turut memuji segala fasilitas di arena senam Istora Papua Bangkit telah berada pada tingkat tercanggih.

“PON ini the best sih, sekarang itu persis seperti ajang internasional standarnya. Mulai dari tayangan langsung sampai kondisi venuenya,” kata Nabila kepada ANTARA, Jumat.

Menurut dia, jika dibandingkan PON 2012 dan 2016, PON Papua menjadi lebih berkesan karena meski dilaksanakan jauh dari pusat keramaian dan di tengah pandemi, bisa ditayangkan langsung serta disaksikan oleh masyarakat luas di seluruh Indonesia.

Dia merasa dengan cara seperti itu dukungan pendukung kepadanya bisa tersalurkan dengan baik dan hasilnya dia mendapatkan energi lebih yang membantunya melewati kompetisi dengan apik.

Baca juga: Dibangun PT PP, Istora Papua Bangkit peroleh tiga rekor MURI

Pujian juga datang dari Sutjiati K. Narendra yang merupakan atlet Lampung yang melakukan debut dalam PON Papua.

Meski PON Papua debutnya, Sutji sudah langganan mengikuti kompetisi di luar negeri dan menjajal arena-arena senam di negeri Barat.

Dia yang semasa kecil mendapatkan tempaan menjadi atlet di Amerika Serikat mengaku takjub kepada  arena senam PON Papua.

“Saya enggak nyangka akan semegah ini, ini bisa dibilang standarnya tinggi,” kata Sutji.

Sutji mengaku sempat tegang saat harus tampil di arena senam Istora Papua Bangkit karena megah dan penonton di tribun menyemarakan suasananya.

Baca juga: Presiden resmikan Istora Papua Bangkit

Senada dengan Nabila dan Sutji,  pesenam artistik DKI Jakarta Nadia Indah yang meraih medali perak pada balok keseimbangan mengaku ikut terpana di arena senam Istora Papua Bangkit.

"Ini PON pertama, aku kira enggak akan sebesar ini. Tapi ini besar dan megah banget. Keren sih," kata Nadia, Senin 4 Oktober lalu.

Istora Papua Bangkit dibuat oleh PT PP, BUMN konstruksi dan investasi, yang  telah menyabet tiga rekor MURI.

Lokasinya bersebelahan dengan Stadion Lukas Enemebe di Kabupaten Jayapura.

Ada pun tiga rekor MURI yang dipecahkan oleh bangunan Istora Papua Bangkit adalah instalasi textile duct ring terpanjang, atap kubah terluas tanpa baut, serta atap baja lengkung terpanjang.

Anggaran pembangunan venue ini pun disiapkan langsung oleh Pemerintah Pusat dengan angka berkisar Rp278 miliar.

Baca juga: Sutjiati bawa emas kedua lewat nomor pita yang memukau di PON Papua

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021