San Jose (ANTARA) - Kosta Rika pada Jumat (8/10) mulai menjalankan gerakan vaksinasi COVID-19 yang menargetkan para migran, terlepas dari status resmi mereka di negara Amerika Tengah itu.

Gerakan itu dinyatakan oleh Presiden Kosta Rika Carlos Alvarado.

“Dalam tujuh hari ke depan kami akan menggelar kegiatan vaksinasi khusus bagi mereka yang tak memiliki status legal,” katanya saat mengunjungi sebuah pusat vaksinasi. “Kita akan melewati pandemi saat seluruh populasi telah divaksinasi.”

Sekitar sembilan persen dari populasi Kosta Rika merupakan orang asing, dan sejauh ini mereka dilaporkan kesusahan untuk mendapatkan vaksinasi karena banyak yang tak memiliki jaminan sosial atau dokumen kependudukan.
 
Pemerintah Kosta Rika sendiri telah mengalokasikan 250.000 dosis vaksin AstraZeneca untuk program tersebut, menurut Wakil Menteri Kesehatan Pedro Gonzalez.

Belum ada angka pasti terkait berapa banyak migran yang telah divaksinasi.

Dua pertiga dari total populasi Kosta Rika telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca atau Pfizer/BioNTech.

Sejak 2018, negara tersebut telah menjadi tujuan bagi banyak migran dari Nikaragua, di tengah peningkatan kesulitan sosial dan ekonomi di negara itu.

Lebih dari 50.000 warga Nikaragua menantikan respons atas permintaan untuk diterima sebagai pengungsi pada September, sementara 100.000 lainnya tak memiliki status legal.

Angka tersebut diperkirakan oleh Carlos Sandoval, seorang peneliti terkait migrasi di Universitas Kosta Rika. 

Sumber: Reuters

Baca juga: Kosta Rika tunggu keputusan EMA sebelum gunakan vaksin AstraZeneca

Baca juga: Gabung dengan COVAX, Kosta Rika pesan 1 juta lebih vaksin COVID-19


 

BPOM: Vaksin Zifivax cocok di iklim tropis seperti Indonesia

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021