Kairo (ANTARA News) - Situasi dan kondisi kehidupan masyarakat di ibu kota Mesir, Kairo, pada Sabtu mulai menggeliat dan keamanan pun kian kondusif kendati tank-tank tempur masih bersiaga dan memblokade sejumlah jalan menuju ke Bundaran Tahrir.

Warga masyarakat dan kendaraan tampak lalu-lalang dengan santai layaknya suasana normal pada akhir pekan di pusat kota Kairo itu, tempat konsentrasi aksi unjuk rasa pro-demokrasi, wartawan ANTARA, Munawar Saman Makyanie melaporkan, Sabtu.

Libur akhir pekan di Mesir berlangsung pada Jumat dan Sabtu.

Sejumlah toko dan warung kopi di sekitar Bundaran Tahrir seperti di Jalan Talat Harb, Jalan Jalaa dan Bab El-louk sudah buka dan melayani pembeli.

"Hari ini mulai buka setelah lebih sepekan tutup," kata seorang penerima tamu Restoran Felfela di Jalan Talat Harb, sisi timur Tahrir.

Toko Buku Darus Shorouq di dekat Restoran Felefela juga sudah dibuka.

"Ini yang saya cari sejak datang ke Mesir 10 hari lalu," kata seorang wartawan bule sambil memegang sebuah buku wisata di Mesir yang baru saja ia beli di Darus Shouruq.

Suasana di Bundaran Tahrir pun telah mencair. Setiap orang yang masuk ke sana tidak diperiksa lagi identitas mereka seperti sebelumnya.

Suasana kondusif itu mulai terlihat seusai shalat Jumat (4/2) ketika sekitar satu juta pendukung pro-demokrasi menunaikan shalat Jumat di bundaran tesohor tersebut.

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat sudah leluasa menunjukkan batang hidung di Tahrir yang dikuasai penuh oleh pro-demokrasi sejak unjuk rasa Jumat (28/1).

Pemberlakuan jam malam juga telah diperpendek sejak Jumat menjadi pukul 19.00-6.00 dari sebelumnya mulai pukul 15.00-08.00 waktu setempat.

Beberapa mini market tradisional yang tak pernah menutup tokonya mengaku tidak kekurangan pasokan bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

"Semua pasokan bahan pokok di sini lancar, tak pernah terganggu unjuk rasa," kata Shareen, seorang penjaga mini market di Pasar Rab`ah, Distrik Madinat Nasser.

Suasana kondusif ini berkat janji dari Perdana Menteri Mesir, Ahmed Shafiq bahwa pihaknya akan menghentikan unjuk rasa pro-pemerintah, yang diduga dikerahkan oleh Partai Nasional Demokrat (NDP) yang berkuasa.

Baku hantam sengit antara pengunjuk rasa pro-demokrasi dan pro-status quo terjadi pada Rabu (2/1) hingga Jumat dini hari yang menewaskan sedikitnya 13 orang dan ratusan orang cedera.

Di sisi lain, oposisi dan pemerintah mulai melakukan dialog untuk memecahkan prahara politik di negeri warisan Ratu Celopatra itu.(*)

(T.M043/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011