Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersinergi dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan Pekan Memori Kolektif Dunia atau MOWEEK “From New York to Beograd" 2021 pada 11 hingga 15 Oktober 2021.

"Perpusnas sangat bangga bisa menjadi bagian dari penyelenggaraan Pekan Memori Kolektif Dunia atau MOWEEK tahun ini," ujar Sekretaris Utama Perpusnas, Woro Titi Haryanti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan Perpusnas dan ANRI memiliki peran dan hubungan fungsional yang sinergis dan strategis dalam menjaga keberlangsungan kebudayaan dan peradaban bangsa.

Baca juga: Perpustakaan Nasional simpan 10.000 naskah untuk MoW

“Kami bangun sinergitas dengan saling mengisi dalam pengembangan khazanah koleksi pustaka dan arsip. Kami memiliki fungsi yang strategis, karena perpustakaan dan arsip ibarat sebuah ruang peradaban yang jika dikembangkan bisa menjadi pusat pengembangan dan pelestarian budaya bangsa,” tambah dia.

Dia berharap MOWEEK bisa memberikan khazanah baru kepada masyarakat luas tentang arsip bersejarah, yang juga bisa membuka ruang diskusi tentang masa depan bangsa Indonesia.

Lebih lanjut, Woro menjelaskan bahwa ANRI memilik peran penting dalam mendaftarkan arsip-arsip kekayaan seni-budaya Indonesia untuk diakui sebagai ingatan kolektif dunia atau Memory of the World (MoW).

“Pengakuan dunia ini sangat penting, selain untuk menunjukkan jati diri bangsa Indonesia yang memiliki sejarah peradaban panjang, juga untuk keberlangsungan bangsa Indonesia ke depannya,” tambah Woro.

Pada 2021, Perpusnas bersama Pemerintah Provinsi Aceh dan Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, akan mengajukan Naskah Hikayat Aceh sebagai nominasi Memory of the World terbaru. Karya sastra kuno tersebut, menurutnya, berlatar sejarah yang merefleksikan budaya, ekonomi, dan politik global pada saat itu.

Dua dokumen lain yang merupakan koleksi ANRI, yakni arsip pidato Soekarno “To Build the World a New” yang disampaikan pada Sidang Umum PBB XV pada 30 September 1960 dan Khasanah Arsip KTT Gerakan Non-Blok pertama juga akan diajukan kepada UNESCO sebagai Memory of the World.

Kepala ANRI, Imam Gunarto mengatakan ANRI menerima kepengurusan Komite Memory of the World Indonesia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini bergabung ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Komite bertugas melakukan koordinasi terkait proses pengajuan dokumen warisan budaya secara nasional sebagai MoW.

Baca juga: Arsip KAA diharapkan tahun depan dikukuhkan sebagai MoW

Baca juga: Suryatati: Gurindam 12 Layak Masuk Mow-unesco


“Penyelenggaraan pekan MOWEEK ini merupakan program kolaborasi antara Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional, BPIP, dan Komite MoW yang didukung oleh BRIN dan UNESCO Jakarta untuk melakukan pendalaman, sosialisasi, dan penyiapan pengajuan warisan dokumenter sebagai MOW UNESCO yang akan ditutup pada 30 November 2021,” kata Imam.

Selain itu, ANRI bekerja sama dengan Perpusnas akan menyelenggarakan Seminar Internasional Hikayat Aceh Road to MoW pada 14 Oktober mendatang sebagai salah satu rangkaian Pekan Memori Kolektif Dunia, MOWEEK Tahun 2021.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021