Jakarta (ANTARA) - PT Bank Maybank Indonesia Tbk menggelar sosialisasi dengan para nasabah korporasi yang memiliki jaringan perdagangan antar negara (ekspor dan impor) untuk mensosialisasikan implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) yang digagas Bank Indonesia (BI).

“Melalui sosialisasi ini, kami berharap agar seluruh nasabah pelaku ekspor impor benar-benar memahami strategi dan implementasi Bank Indonesia terhadap LCS dan berbagai kemudahan yang diberikan Maybank Indonesia untuk turut menyukseskan program yang dimaksud,” kata Direktur Global Banking Maybank Indonesia Ricky Antariksa dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ricky menyampaikan bahwa Maybank Indonesia sebagai salah satu bank yang terpilih sebagai Bank ACCD karena dinilai memiliki kemampuan untuk memfasilitasi transaksi Rupiah dengan Ringgit, Baht dan Yuan, sesuai kerangka kerja sama yang telah disepakati, menyambut baik langkah BI terkait penerapan LCS, yang menjadi bagian dari Blue Print Pengembangan Pasar Uang (BPPU).

Baca juga: BNI tawarkan kemudahan bagi pengguna "Local Currency Settlement"

“Maybank Indonesia akan terus mendukung penerapan kerja sama LCS agar dapat meningkatkan pertumbuhan nilai perdagangan ekspor impor Indonesia dengan mitra dagang strategis yang dapat berkontribusi bagi perekonomian nasional secara signifikan,” ujarnya.

Untuk mendukung kelangsungan bisnis perdagangan ekspor impor, fasilitas LCS yang disediakan Maybank Indonesia diantaranya, biaya administrasi, konversi transaksi dan remitansi yang lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan perdagangan dan investasi langsung serta instrumen lindung nilai (hedging) dalam mata uang lokal. Kemudian, fitur penambahan batas waktu transaksi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi luar negeri.

Lebih lanjut ia mengatakan Maybank Indonesia menyediakan beragam fasilitas yang dapat mendukung nasabah untuk melakukan transaksi bisnis perdagangan ekspor impor seperti layanan Cash Management dan juga Trade Finance dimana hal ini juga didukung oleh kapabilitas layanan digital M2E untuk mempermudah transaksi Nasabah.

Baca juga: BI akan perluas kerja sama mata uang lokal dengan negara Asia Tenggara

“Kami berupaya untuk menciptakan solusi keuangan yang tidak hanya mampu mendukung kelangsungan bisnis para nasabah kami semata, tetapi juga dapat memberi dampak luas khususnya bagi perekonomian dalam negeri,” jelas Ricky.

Adapun penerapan LCS bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) baik dalam transaksi perdagangan investasi maupun remittance. Nilai likuiditas juga semakin terjamin berkat adanya kerja sama kemitraan dengan bank di negara setempat yang juga bertindak sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Hal tersebut juga akan berdampak pada biaya hedging yang lebih efisien khususnya bagi pendanaan jangka panjang.

Hingga saat ini, Bank Indonesia sudah menandatangani beberapa Nota Kesepahaman kerja sama LCS dengan beberapa negara di kawasan ASEAN, yakni Malaysia dan Thailand, serta di kawasan Asia Pasifik, Tiongkok dan Jepang.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021