Kediri (ANTARA News) - Anggota Jamaah Ahmadiyah Kediri, Jawa Timur, meminta jaminan keamanan kepada polisi untuk menghindari kerusuhan seperti terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten (6/2).

Setelah bertemu Kapolres Kediri Kota, Kamis, mubalig Jamaah Ahmadiyah Kediri, Aminullah Yusuf, mengaku sengaja menemui Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga untuk meminta jaminan keamanan.

"Kami memang sengaja silaturahmi untuk bertemu langsung dengan Kapolres. Alhamdulillah, beliau menanggapi baik dalam pertemuan itu," katanya.

Ia mengatakan, kedatangan ke Mapolres Kediri Kota ini juga menyikapi berbagai masalah yang berkaitan dengan Jamaah Ahmadiyah yang sempat menimbulkan korban jiwa dan materi di Pandeglang.

"Kami selalu berkoordinasi dengan bagian keamanan, salah satunya dengan polisi dan ini program rutin," ujarnya.

Sementara Mulya Hasudungan Ritonga mengakui memang  lima anggota Jamaah Ahmadiyah Kediri ini meminta jaminan keamanan kepada polisi.

"Kewajiban kami memang menjaga kemanan seluruh warganya. Ada polmas yang kami tempatkan di setiap dua RT, termasuk petugas intelijen," kata Kapolres.

Kapolres berharap, jamaah Ahmadiyah tidak resah dengan kabar-kabar yang terjadi di luar Kediri seperti Cikeusik, Pandeglang, Banten. Pihaknya memastikan, keamanan di Kediri sangat dijamin.

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki menilai pemerintah kurang tegas kepada oknum-oknum yang mengaku muslim sehingga berakibat kerusuhan di Cikeusik, Pandeglang, Banten.

"Seharusnya, Ahmadiyah menggunakan nama lain, bukan Islam. Ajaran jamaah itu juga tidak sesuai dengan Islam, karena menganggap pemimpin mereka, Mirza Ghulam Ahmad, sebagai nabi," kata KH Idris.(*)

KR-SAS/E011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011