Mimika (ANTARA) - Pelatih bola tangan putra dan putri Jawa Barat Irfan Benizar Lesmana menyatakan siap bertanggung jawab atas kegagalan Jawa Barat meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.

Jabar sebenarnya telah meloloskan dua tim sekaligus, yakni putra dan putri di babak final PON Papua, tetapi hanya mampu membawa pulang medali perak.

"Anak-anak sudah bermain luar biasa, 100 persen ini adalah kesalahan saya," kata Irfan, usai penyerahan medali di GOR Futsal Mimika, Papua, Kamis.

Kesalahan yang dimaksudkannya, antara lain adalah tidak cepat  mengambil keputusan terkait kondisi teknis di pertandingan.

"Artinya, ada beberapa kondisi teknis yang tidak segera saya ambil keputusan. Jadi, saya rasa kegagalan ini adalah kesalahan saya," tegasnya.

Irfan meminta maaf kepada Ketua Umum KONI Jabar dan Pengprov Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Jabar, dan masyarakat Jabar yang telah mendukung tim kesayangannya.

"Itu adalah kesalahan saya sebagai pelatih karena ketua umum menunjuk saya bulan Maret tahun lalu telah mendorong dan memberikan tantangan kepada saya untuk meraih medali," katanya.

Selain permainan yang bagus, Irfan juga memastikan secara mental anak asuhnya tahan banting karena sudah disiapkan untuk menghadapi segala situasi.

"Faktor mental tidak (masalah), karena anak-anak saya latih agar siap dengan semua kondisi. Tapi, ternyata ada banyak kondisi lain. Pada prinsipnya hasil ini 100 persen adalah kesalahan saya sebagai pelatih kepala," tegasnya.

Di babak final, tim putra Jabar harus mengakui keunggulan DKI Jakarta, sedangkan tim putri takluk di tangan tim Kalimantan Timur.

Baca juga: DKI Jakarta rebut emas bola tangan putra
Baca juga: Bola tangan Jabar optimistis kawinkan medali emas putra dan putri
Baca juga: Kaltim bangga ukir sejarah medali emas pertama bola tangan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021