Mimika (ANTARA) - Pelatih bola tangan putra DKI Jakarta Muhamad Arif menyebutkan kunci kemenangan tim asuhannya hingga bisa meraih emas Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua adalah latihan, kerja keras, dan doa.

"Latihan, kerja keras, dan doa. Kami semua ikhtiar, semua kami jalankan dari latihan pagi, siang, sore," kata Arif usai penyerahan medali, di GOR Futsal Mimika, Papua, Kamis.

DKI Jakarta menggondol emas bola tangan beregu putra setelah mengalahkan tim Jawa Barat dengan skor tipis 35-34.

Pertandingan antara DKI Jakarta dan Jabar memang berlangsung cukup dramatis karena terjadi beberapa kali hasil imbang hingga sampai harus dimainkan babak tambahan.

Jabar yang sejak awal selalu memimpin skor terus ditempel ketat oleh DKI Jakarta, dan akhirnya pada akhir babak tambahan dimenangi tim Ibu Kota dengan selisih satu gol.

Menurut Arif, permain anak asuhnya di babak final memang sedang puncak-puncaknya sehingga bisa mengakhiri pertandingan dengan gemilang.

"Untuk permainan anak-anak, Alhamdulillah pertandingan terakhir ini anak-anak memang 'peak'-nya anak-anak di sini," ujarnya.

Bahkan, Arif mengaku semalam sempat berdiskusi dengan anak asuhnya soal laga final dan target emas adalah harga mati.

"Tadi malam.sempat diskusi dengan temen-temen atlet bahwa kalau belum ditandu, kami gak akan mau keluar lapangan karena emas harga mati. Itu yg disampaikan atlet saya dan itu motivasi buat mereka," katanya.

Karena itu, Arif memuji anak asuhnya yang tetap gigih mengejar ketertinggalan skor hingga bisa menyamai, dan akhirnya memenangi pertandingan.

"Kekuasaan Allah SWT. Kami diberikan kemenangan bukan hanya dari kami merupakan doa yang selalu kami panjatkan setiap hari. Berdoa dan paling penting minta restu orang tua," pungkasnya.

Baca juga: DKI Jakarta rebut emas bola tangan putra
Baca juga: Pelatih: Saya yang salah Jabar gagal raih emas bola tangan
Baca juga: Kaltim bangga ukir sejarah medali emas pertama bola tangan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021