Kalau keberhasilannya lebih besar, berarti untungnya lebih besar, risikonya lebih sedikit, sehingga mereka sejahtera
Purwokerto (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR Sunarna menilai bimbingan teknis yang berkaitan dengan budi daya pertanian dan perkebunan penting bagi petani agar mereka tahu tentang bagaimana tata kelola pertanian yang baik.

"Kalau ilmunya terkuasai dengan baik, semoga nanti pas melaksanakan kegiatan mereka untuk berkebun itu tingkat kesalahannya semakin kecil. Kalau kesalahannya semakin kecil, keberhasilannya lebih tinggi. Kalau keberhasilannya lebih besar, berarti untungnya lebih besar, risikonya lebih sedikit, sehingga mereka sejahtera," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan hal itu usai membuka Bimbingan Teknis "Percepatan Diseminasi Inovasi dan Teknologi Tanaman Perkebunan" diselenggarakan Komisi IV DPR bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Kementerian Pertanian.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan, petani yang mengikuti bimbingan teknis tersebut bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan menanyakan berbagai permasalahan yang mereka hadapi.

"Mereka bisa bertanya di sini, dengan berbagai permasalahan yang telah mereka hadapi. Mereka adalah praktisi, setiap hari praktik, kalau di sini dikupas, nantinya bisa tahu, tingkat keberhasilannya juga tinggi, dan menambah ilmu pengetahuan mereka juga," katanya.

Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan banyak hal nantinya dapat dikembangkan melalui bimbingan teknis tersebut.

"Bantuan kadang-kadang hanya diberi bantuan, tapi mau buat apa kan bingung. Ini bimbingan teknisnya ada, bahkan tadi ada penawaran apabila ada petani yang ingin pelatihan di Puslitbangbun, ada tempatnya di sana," katanya.

Baca juga: Komisi IV DPR RI menaruh atensi pada konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

Dia mengatakan ada lahan milik PT Rumpun Sari Antam (RSA) seluas 480 hektare dan beberapa lokasi di Kecamatan Gumelar ditawarkan untuk dikelola bersama warga.

Menurut dia, konsep kerja sama tersebut berupa perkebunan tanaman cokelat yang nantinya ada proses produksi cokelatnya.

"Jadi, orang ke situ berwisata, kan sudah dibikin 'rest area'. Tadi sudah didiskusikan, nanti tinggal saya diskusikan dengan teman-teman di Gumelar, dengan pegiat-pegiatnya, untuk mengubah pola pikir dari menanam singkong menjadi menanam cokelat, kan sulit," katanya.

Baca juga: Komisi IV DPR RI dorong KLHK perkuat program kemasyarakatan di masa pandemi

Dalam hal ini, kata dia, akan ada beberapa orang dari Gumelar yang dikirim ke Puslitbangbun untuk mengikuti pelatihan.
 
"Nanti setelah itu, dieksekusi (kerja samanya, red.)," katanya.

Ia mengharapkan, setelah kerja samanya dieksekusi, nantinya di lahan milik PT RSA tersebut ada perkebunan cokelat, pabrik pengolahan cokelat, dan kafenya sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Koordinator Substansi Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian Puslitbangbun Kementan Tedy Dirhamsyah mengatakan pihaknya siap membantu pemerintah daerah dari sisi teknologi.

"Jadi, benih yang kami bantu itu adalah benih yang bersertifikat, bukan benih asalan. Jadi, kami siap (membantu, red.), apalagi sekarang eranya bahwa memang pemerintah daerahlah yang punya wilayah, jadi kami dalam rangka 'supporting' melalui sumber daya yang kami miliki," katanya.

Baca juga: DPR minta Kementan evaluasi total program "food estate"
Baca juga: Anggota Komisi IV DPR RI bagikan seribu paket sembako untuk nelayan

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021