Jakarta (ANTARA) - Menteri Olahraga Australia Richard Colbeck mengatakan biaya Olimpiade Brisbane 2032 kemungkinan akan melebihi perkiraan 5 miliar dolar Australia atau sekitar Rp52,676 triliun tetapi pemerintah Australia akan memastikan pengeluaran tersebut dihabiskan dengan bijaksana.

Pemerintah federal telah berjanji untuk menyumbang 50 persen dari biaya Olimpiade Musim Panas ketiga Australia tersebut, namun Colbeck mengaku terkejut dengan pengumuman pemerintah Queensland tentang pembangunan kembali lapangan kriket Gabba Brisbane senilai 1 miliar dolar Australia atau sekitar Rp10,534 triliun.

"Mungkin akan sedikit lebih dari lima (miliar), mengingat infrastruktur untuk transportasi dan infrastruktur untuk Olimpiade," kata Colbeck dikutip dari Reuters, Selasa.

Baca juga: Kalahkan Indonesia, Brisbane jadi tuan rumah Olimpiade 2032

"Pengumuman Gabba sedikit mengejutkan banyak dari kami, tapi itulah yang mendorong proses yang kami lakukan sekarang, kesepakatan... sehubungan dengan pendanaan 50/50 infrastruktur Olimpiade."

Brisbane sebagai tuan rumah Olimpiade memberikan tekanan besar pada penggunaan tempat yang ada untuk menggelar Olimpiade, termasuk Gabba yang dibangun kembali untuk menjadi arena upacara pembukaan dan penutupan serta atletik.

Berapa tepatnya biaya yang harus dialokasikan untuk Olimpiade selalu menjadi masalah karena kota tuan rumah sering menggunakan tempat pertandingan untuk meningkatkan infrastruktur.

Penyelenggara Beijing mengklaim keuntungan operasional 1 miliar yuan atau sekitar Rp2,2 triliun dari penyelenggaraan Olimpiade 2008, tetapi biaya untuk pembangunan kota, termasuk bandara baru dan jalur kereta bawah tanah serta penutupan pabrik, diperkirakan mencapai 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp564 triliun.

Baca juga: Bos Olimpiade Australia sebut Tokyo 2020 patokan untuk Brisbane 2032

Colbeck mengatakan pemerintah federal telah menjelaskan kepada pemerintah Queensland bahwa perjanjian pendanaan memiliki syarat.

"Kami mengatakan, jika kami akan menjadi mitra 50 persen, kami akan menjadi mitra asli 50 persen dalam seluruh proses ini," tambahnya.

"Itu masuk ke pengaturan yang kami setujui untuk membentuk panitia penyelenggara, tetapi juga akan ada kesepakatan antar-pemerintah antara negara bagian dan Persemakmuran...

"Itu akan memberi kami kemitraan sejati dalam keseluruhan proses pembangunan infrastruktur, termasuk juga beberapa pengambilan keputusan strategis yang akan dilakukan."

Baca juga: Indonesia bidik Olimpiade 2036 usai gagal jadi tuan rumah 2032
Baca juga: Indonesia "stand by" jadi cadangan Brisbane tuan rumah Olimpiade 2032

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021