Harus ada strategi agar harga cabai bisa menguntungkan para petani.
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Habib Aboe Bakar Al Habsyi memborong cabai petani saat kunjungan reses di Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, Aboe mengatakan bahwa harga cabai saat ini sedang rendah sehingga membelinya dengan harga tinggi.

"Alhamdulillah, cabai ini kami borong, saya mengajak rekan-rekan anggota legislatif dari PKS untuk memberikan dukungan kepada para petani kita," Kata Habib Aboe sembari mengajak anggota legislatif dari PKS untuk membeli hasil pertanian masyarakat.

Cabai yang dibeli dari petani selanjutnya dibagikan kembali kepada masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.

Anggota Komisi III itu menjelaskan biaya penanaman dan perawatan cabai cukup tinggi, sedangkan harga Rp18 ribu di tingkat petani tidak berimbang dengan biaya produksinya.

"Pemerintah perlu memperhatikan situasi ini. Harus ada strategi agar harga cabai bisa menguntungkan para petani," kata Sekjen PKS itu.

Aboe Bakar meminta Pemerintah memperhatikan tata niaga cabai karena di sinilah yang menjadi akar masalahnya.

Dikatakan pula bahwa persoalan harga cabai disebabkan oleh rantai perdagangan atau tata niaga yang panjang. Harga di tingkat konsumen terakhir atau pasar jauh lebih mahal daripada di tingkat petani.

Menurut dia, p​​​​​enyebab alur distribusi yang panjang karena dari petani tidak langsung ke pasar, tetapi dikuasai dahulu oleh pengepul, distributor, bahkan spekulan pun ikut bermain.

Sementara itu, salah satu petani cabai bernama Wardani bersyukur wakil rakyat memborong cabainya.

Ia pun berharap bisa lebih mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah.

"Walaupun kami sudah dapat perhatian, mudah-mudahan kami para petani bisa mendapatkan perhatian yang lebih lagi," kata Wardani.

Baca juga: Harga cabai turun hampir 100 persen pada awal September

Baca juga: Legislator: Petani cabai penuhi kebutuhan industri stabilkan harga

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021