Kementerian PUPR akan terus mendorong pembangunan rusun untuk memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan pembangunan rumah susun (rusun) di Provinsi Jawa Barat menggunakan desain bangunan yang mengandung unsur kearifan lokal.

"Kami berupaya agar pembangunan rusun selalu memasukkan desain yang mengandung unsur kearifan lokal daerah. Jadi, ada ciri khas daerah yang tampak dari bangunan rusun tersebut," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Ia mencontohkan rusun di Jabar ada yang menggunakan ornamen fasad mega mendung dan atap julang ngapak pada kanopi teras.

Menurut Khalawi, Kementerian PUPR akan terus mendorong pembangunan rusun untuk memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat. Para penerima manfaat rusun pun beraneka ragam mulai dari aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI/ Polri, mahasiswa, serta masyarakat berpenghasilan rendah.

"Pembangunan rusun merupakan salah satu solusi dalam pemanfaatan lahan untuk perumahan. Selain mengoptimalkan lahan yang ada, rusun juga memiliki daya tampung yang cukup banyak," terangnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Jawa II Direktorat Jenderal Perumahan Kiagoos Egie Ismail menambahkan ornamen fasad mega mendung merupakan ciri khas daerah Provinsi Jawa Barat. Kami harap generasi muda dan masyarakat Jawa Barat bisa ikut memiliki kebanggaan atas kearifan lokalnya.

Lebih lanjut, dirinya menerangkan beberapa rusun di Jawa Barat yang telah menggunakan ornamen fasad mega mendung antara lain rusun untuk eks gelandang dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandang dan Pengemis Pangudi Luhur Kementerian Sosial di Bekasi Timur.

Pembangunan rusun yang menelan biaya pembangunan Rp28,32 miliar tersebut memiliki kapasitas 93 unit hunian tipe 24 dengan ketinggian lima lantai.

Selanjutnya adalah rusun untuk mahasiswa Universitas Djuanda dan STKIP NU Indramayu. Pembangunan ke dua rusun yang menelan biaya pembangunan Rp25 miliar tersebut masing-masing memiliki kapasitas 43 unit hunian tipe 24 dengan ketinggian tiga lantai.

"Kami juga berharap kepada pihak kontraktor untuk tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam proses pembangunan hunian vertikal tersebut. Ketiga rusun tersebut ditargetkan dapat selesai akhir tahun ini," ucapnya.

Baca juga: Kementerian PUPR targetkan rusun pengemis di Bekasi selesai akhir 2021
Baca juga: Kementerian PUPR bangun rusun ASN di Banjarmasin Kalsel
Baca juga: Kementerian PUPR bangun Rusun Ponpes Tasikmalaya senilai Rp2,5 miliar

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021