Anak muda punya obsesi tetapi harus diletakkan dengan landasan historis
Kuala Lumpur (ANTARA) - Badan Perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Malaysia memperingati Sumpah Pemuda ke-93 dengan menyelenggarakan seminar di Gedung World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur, Kamis (28/10).

Seminar yang dipandu Ketua KNPI Malaysia Tengku Adnan itu, menghadirkan pembicara Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar, Presiden Majelis Belia Malaysia Jufitri Joha, dan Dewan Penasehat KNPI Malaysia Khairul Hamzah.

Acara yang digelar secara terbatas dengan protokol kesehatan tersebut, menghadirkan pengurus dan anggota KNPI Malaysia dan sejumlah undangan dari ormas pemuda di antaranya Ketua GP Ansor Malaysia Nur Alamin.

Ketua KNPI Malaysia Tengku Adnan mengatakan tema peringatan Sumpah Pemuda di Kuala Lumpur sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kemenpora yakni "Pemuda Bersatu Bangkit dan Tumbuh".

"Selama dua tahun ini di seluruh dunia terkena wabah COVID-19 karena itu kita perlu bersatu dan bangkit untuk mengejar ketertinggalan di segala bidang yang selama ini banyak tertunda," katanya.

Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar dalam presentasinya mengatakan peringatan Sumpah Pemuda kali ini memiliki tiga pilar, yakni bersatu, bangkit, dan tumbuh.

"Bangkit dari ketertinggalan selama dua tahun tidak hanya dari perekonomian tetapi juga penyesuaian dari segala kegiatan kehidupan. Sekarang sudah masuk ke endemik mau tidak mau harus menghadapi apa yang terjadi," katanya.

Baca juga: Peringati Sumpah Pemuda, KPPPA dukung upaya forum remaja atasi masalah

Dia mengatakan arti penting Sumpah Pemuda adalah pembentukan bangsa Indonesia dari berbagai pemuda, seperti Jong Batak, Jong Ambon, dan sebagainya yang sepakat untuk berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air satu.

Presiden Majelis Belia Malaysia Jufitri Joha dalam presentasinya menyampaikan ucapan terima kasih atas undangan yang disampaikan oleh KNPI Malaysia karena organisasi ini merupakan kelompok yang penting dalam hubungan kedua negara bertetangga itu.

"Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang kaya akan kepemudaaan dan kepemudiannya, saya yakin Indonesia dan Malaysia separuh penduduknya adalah anak muda. Kita harus bangkit bersama dan membangun bersama," katanya.

Dia mengatakan para tokoh yang saat ini telah menjadi pejabat penting di kedua negara telah melaksanakan Dialog Malindo untuk membangun kesepakatan di antara kedua negara.

"Dengan Sumpah Pemuda ini secara jujur kita belajar dari Indonesia. Sejak 1928 Sumpah Pemuda sudah menjadi landasan historis dalam pembangunan bangsa Indonesia, sedangkan Malaysia memperingati hari pemuda dengan Hari Belia Malaysia," katanya.

Baca juga: Mendes PDTT: Manfaatkan momentum Sumpah Pemuda untuk bangkitkan desa

Dia mengatakan intisari Sumpah Pemuda agar anak-anak muda menghargai sejarah.

"Anak muda punya obsesi tetapi harus diletakkan dengan landasan historis agar apa-apa yang dilakukan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat. Mempertahankan bahasa, bangsa, dan tanah air adalah jati diri Sumpah Pemuda," katanya.

Dewan Penasehat KNPI Malaysia Khairul Hamzah berpendapat terminologi Sumpah Pemuda sebenarnya tidak ada pada 1928 namun justru terjadi setelah hampir 19 tahun kemudian pada 1958.

"Terminologi ini disampaikan oleh Presiden Soekarno saat keadaan Indonesia tidak stabil, banyak mosi tidak dipercaya dan terjadi pemberontakan, kemudian Soekarno mengambil momentum Sumpah Pemuda untuk mempersatukan bangsa," katanya.

Baca juga: Gubernur Lemhannas minta generasi muda menangi persaingan antarbangsa
Baca juga: Ahli waris hibahkan lahan Museum Sumpah Pemuda ke Negara

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021