Dengan berziarah kita bisa belajar mengenai perjuangan para pendiri bangsa.
Batam (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan masyarakat atas jasa pejuang, orang yang berjasa bagi pembangunan bangsa, saat berziarah ke kompleks makam pendiri Kota Batam Nong Isa.

"Dengan berziarah kita bisa belajar mengenai perjuangan para pendiri bangsa. Kita harus mengingat dan melihat apa yang telah dilakukan para pendahulu. Sekaligus kita mengajarkan kepada anak cucu kita bagaimana mereka meletakkan tonggak pemerintahan di Batam," kata La Nyalla, di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Menurut La Nyalla, jasa pejuang seperti Nong Isa, harus dihormati.

Nong Isa bernama asli Raja Isa bin Raja Ali. Ia adalah penguasa pertama di Pulau Batam.

Awalnya, Nong Isa memperoleh amanat dari Sultan Riau yakni Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I dan Yang Dipertuan Muda VI Raja Jaffar untuk memerintah di kawasan Nongsa dan sekitarnya.

Amanat tersebut dikeluarkan kepada Nong Isa pada 22 Jumadil Akhir 1245 Hijriah atau 18 Desember 1829. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Batam.

Zuriat Nong Isa, Zam Bahari mengatakan Nong Isa tidak dimakamkan di kompleks tersebut, melainkan keturunannya.

"Sampai saat ini zuriat masih mencari dimana lokasi tepatnya beliau dimakamkan. Jadi yang ada di sini adalah anak-anak keturunan Nong Isa. Salah satu anaknya adalah Raja Yaqub," kata Zam Bahari.

Kompleks Makam Nong Isa berada di atas bukit kecil di kawasan Kampung Nongsa Pantai, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam. Pada nisan di makam-makam tersebut ditutup dengan kain berwarna kuning.

Dalam ziarah tersebut La Nyalla didampingi senator dari Aceh Fachrul Razi (Aceh), dari Lampung Bustami Zainudin dan Ahmad Bastian, dari Jawa Barat Eni Sumarni, dari Sulawesi Selatan Andi Muh Ihsan, dari Kalimantan Selatan Habib Abdurahman Bahasyim, dari Riau Edwin Pratama Putra, dan dari Kepulauan Riau Richard H Pasaribu dan Ria Saptarika.
Baca juga: Ketua DPD: Siapkan Pulau Bulan untuk ekspor listrik ke Singapura

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021