Kupang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Wilayah Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, Kementerian Keuangan mencatat nilai devisa hasil ekspor di NTT selama Januari-September 2021 mencapai Rp5,1 miliar.

"Nilai devisa ini diperoleh dari aktivitas ekspor yang kami catat sebanyak 95 kali dengan komoditi utama berupa hasil kelautan dan perikanan," kata Kepala Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT Susila Brata dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan nilai devisa yang diperoleh dari hasil kegiatan ekspor dari NTT melalui jalur laut dan udara selama periode Januari-September 2021.


Baca juga: Kemenkop lepas ekspor perdana 15 ton produk tuna dari nelayan NTT


Susila Brata menjelaskan komoditi utama ekspor dari NTT yaitu hasil ikan yang diekspor PT. Matsyaraja Arnawa Stambhapura sebanyak 50 kali dengan nilai Rp3,3 miliar.

Selain itu ekspor ikan juga dilakukan PT. Laut Nusantara Juara sebanyak 45 kali dengan nilai Rp1,7 miliar.

Dari sisi jalur ekspor, kata dia realisasi ekspor lebih banyak melalui udara atau pesawat dengan nilai devisa Rp4,05 miliar, sedangkan melalui jalur laut Rp1,09 miliar. 

 DJBC, tambahnya, terus mendorong peningkatan ekspor dari NTT yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap perekonomian daerah di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Baca juga: NTT siapkan komoditi perikanan diekspor via bandara El Tari

Ia menyebutkan sejumlah langkah strategis dijalankan seperti asistensi ke pelaku-pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM) yang selanjutnya diikuti percobaan pengiriman barang untuk uji coba ke negara lain.

Selain itu meluncurkan buku katalog UMKM serta sosialisasi dan koordinasi ke dengan lintas sektor untuk mendukung kegiatan ekspor melalui laut dan udara.


Baca juga: NTT ekspor perdana rumput laut langsung ke Argentina

Baca juga: 20 kilogram sampel sarang burung walet diekspor ke Brunei-Thailand

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021