Balikpapan (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI) Unit Balikpapan memberdayakan kelompok masyarakat binaan melalui pengelolaan sampah organik dengan mengintegrasikan peternakan, budidaya Black Soldier Fly (BSF), dan pertanian organik atau Petratonik.

"Mengolah sampah organik selain mengurangi pencemaran lingkungan ternyata dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bernilai ekonomi. Setidaknya itu ditunjukkan oleh yaitu Kelompok Petratonik," kata Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin di Balikpapan, Kalimatan Timur, Jumat.

Program Petratonik yang diinisiasi oleh Pertamina melalui PT KPI ini dilaksanakan sejak tahun 2019 bekerja sama dengan Enviro Strategic Indonesia.

"Konsep awal pengembangan masyarakat ini adalah bagaimana masyarakat dapat turut menjaga lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan nonorganik. Sampah-sampah organik kemudian dimanfaatkan sebagai media pengembangan lalat BSF," ujarnya.

Peningkatan produksi BSF terus dilakukan melalui pengembangan fasilitas pendukungnya. Saat ini sudah terdapat bangunan yang difungsikan sebagai tempat ruang produksi larva dan ruang perkembangbiakan BSF.

Baca juga: NTB manfaatkan lalat hitam untuk kelola sampah

Dari Januari sampai dengan Oktober 2021, kelompok telah mampu menghasilkan sekitar 376 kg BSF. Sementara jumlah sampah organik yang dikelola mencapai 8.000 kg atau 8 ton. BSF  saat ini dimanfaatkan oleh kelompok untuk campuran pakan ayam dan pakan lele.

"Proses menuju kemandirian tentunya memerlukan waktu. Program terintegrasi ini pada akhirnya nanti kami harapkan dapat meningkatkan pendapatan kelompok. Dan semoga prosesnya dapat berjalan dengan baik." kata Chandra.

Menurut Rebu, Ketua Kelompok Petratonik Kampung Sungai Wain, Kelurahan Karang Joan Balikpapan, pada dasarnya program ini mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah organik yang dimanfaatkan sebagai pakan lalat BSF.

Dari kegiatan ini rantai pengelolaan sampah berkembang terintegrasi sebagai sistem pertanian organik, yakni antara budidaya ayam pedaging (pejantan) dengan produk hortikultura serta budidaya BSF/Lalat Tentara.

Program ini sudah dijalankan sejak tahun 2019 dan masih berjalan sampai sekarang, kata Rebu yang berprofesi sebagai pekerja bangunan.

Baca juga: Maggot solusi urai sampah organik yang miliki nilai ekonomis

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021