Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi sekelompok anak muda di Surabaya yang bersemangat menunjukkan karya seni kontemporer dalam pameran yang digelar di Art Exhibition Le Musée, Jalan Dr Wahidin Surabaya, Minggu.

LaNyalla yang juga mantan Ketua Kadin Jatim tersebut mengaku kagum dan bangga karena Surabaya akhirnya memiliki sebuah galeri seni yang bisa menjadi sarana pameran yang bisa didatangi.

LaNyalla mengatakan, kegigihan anak muda Surabaya itu mengingatkannya pada masa-masa sulit yang telah dilalui Ketua DPD RI tersebut di masa muda, saat memulai berkarya dengan buka pameran.

"Saya sangat mengingat masa muda saya. Saya paling suka bikin pameran. Saat saya berusaha menjadi seorang pengusaha muda, saya lalui pertama kali adalah membuat pameran. Awal bikin pameran, rugi hampir Rp200 juta. Tapi saya berpikir saya harus bangkit, saya tidak boleh tetap berdiri di sini. Akhirnya saya berhasil sekalipun tidak semudah yang saya bayangkan," kata LaNyalla.

Ia yakin, semua orang pernah mengalami kerugian atau kesulitan, apalagi di awal memulai karier. Untuk itu, LaNyalla berpesan agar anak-anak muda di Surabaya terus bersemangat.

"Saya yakin adik-adik pasti mengalami seperti itu dan tetaplah semangat jangan putus sampai di sini, pasti Allah akan membantu," katanya.

LaNyalla mengingatkan akan semangat Sumpah Pemuda yang diperingati setiap Tanggal 28 Oktober. Menurutnya, Sumpah Pemuda adalah sebuah semangat bersatunya para pemuda untuk berbuat suatu karya yang nyata demi lahirnya sebuah bangsa, yang kemudian menjadi republik.

"Semangat itulah yang saya harapkan ada di dada Ananda dan Adik-Adik semua. Semangat untuk menghasilkan sebuah karya. Demi mengisi sejarah perjalanan bangsa dengan karya-karya nyata yang bermanfaat dan memberi sumbangsih bagi negeri ini," tuturnya.

Ia juga berharap pada generasi muda saat ini, agar menjadi penerus bangsa yang memiliki karakter dan kepribadian. Dengan tetap membumikan inovasi dan kreativitas, sehingga menjadi inspirasi bagi pemuda dan pemudi di Indonesia.

"Karya-karya tersebut tidak hanya terpampang di studio ini, tetapi juga harus terpampang di media komunikasi digital lintas batas yang ada, sehingga dapat dilihat dan diapresiasi oleh siapa pun dan dimana pun. Karena digitalisasi sudah menjadi keharusan, seperti halnya museum, perpustakaan dan galeri seni di beberapa negara yang telah menyediakan saluran digital untuk diakses oleh siapa pun di penjuru dunia," ucap LaNyalla.

Apalagi, kata dia, generasi muda Indonesia saat ini atau kaum milenial, sangat identik dengan gaya hidup digital yang mobile, personal dan interaktif.

"Saya yakin, dengan Le Musee Art Exhibition kali ini, bisa menjadi pemantik semangat Warga Surabaya, khususnya generasi muda, untuk bisa lebih mengeksplorasi dan menemukan sesuatu hal yang baru di bidang seni," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak juga mengaku kagum atas keberhasilan anak-anak muda Surabaya yang ternyata mampu menyulap rumah tua menjadi sebuah pameran instalasi seni kontemporer yang keren.

"Saya yakin kalau diberi kesempatan lagi akan jauh lebih keren lagi. Ini menunjukkan bahwa mereka sudah bisa mengonversi apa yang ada menjadi sesuatu yang membanggakan. Karena seni kontemporer ini ciri khas dari kota-kota yang memiliki ciri khas di dunia seni dan kreatif. Dan ternyata di Surabaya ada dan saya salut. Kita akan terus promosikan supaya semua orang tergerak akan semakin banyak, semacam efek bola salju sehingga akan ada tempat-tempat lain yang menarik yang akan dikonversi menjadi instalasi-instalasi seni di Surabaya," ujar Emil.

Dukungan tersebut, menurutnya, sebagai upaya mendorong industri kreatif di Jawa Timur yang saat ini sudah mulai bergerak.

"Kami akan terus mendorong. Karena industri kreatif itu semua tentang ekosistem. Dan karena ekonomi kreatif, maka harus ada buyer atau pembeli. Nah, semakin masyarakat mengapresiasi nilai-nilai seni, maka semakin maju industri ini," kata mantan Bupati Trenggalek tersebut.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021