Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengatakan penindakan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menunggu koordinasi dengan Panglima TNI.

"Setelah dilantik nanti, Panglima TNI tentunya akan melakukan koordinasi dengan Polri dan pemerintah provinsi untuk mewujudkan apa yang sudah dipaparkan saat "fit and proper test" di DPR. Kita tunggu implementasi program tersebut," ujar Benny saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.

Benny menyebutkan, semua pihak termasuk dirinya mendengarkan paparan calon Panglima TNI dalam "fit and proper test" di Komisi I DPR RI, salah satunya program memenangkan pertempuran tanpa peperangan.

Hal ini yang dimaksudkan Benny dalam menyelesaikan masalah terorisme di Papau oleh KKB menunggu koordinasi Panglima TNI terpilih.

"Mengenai masalah Papua, kita semua mendengar paparan calon Panglima TNI, salah satunya adalah program memenangkan pertempuran tanpa peperangan," kata Benny yang juga mantan penyidik Densus 88.

Sebelumnya, sejumlah pihak mendorong Tim Densus 88 Antiteror Polri tidak hanya menindak teroris di Lampung dan menyita kontak amal.

Menurut sejumlah pihak, di antaranya anggota Komisi Tim Densus 88 Antiteror harus turun menindak teroris KKB di Papua.

Kompolnas sebagai pengawasan eksternal kepolisian menyebutkan, saat ini TNI Polri sudah bekerja sama dalam mengatasi serangan teroris KKB melalui Satgas Operasi Nemangkawi.

Densus 88 Antiteror Polri menangkap total delapan orang yang diduga terlibat jaringan teroris kelompok Jamaah Islamiyah di Lampung pada periode akhir Oktober sampai awal November 2021.

Kepolisian juga menyita 791 dan 500 kotak amal saat menangkap beberapa terduga teroris di Lampung minggu lalu.

Walaupun demikian, penangkapan dan penyitaan itu dikritik oleh beberapa kelompok masyarakat, di antaranya politisi.

Anggota DPR RI Fadli Zon lewat akun Twitter pribadinya, Sabtu (6/11) mengunggah cuitan, “Densus 88 versus Kotak Amal. Islamofobia akut”.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021