Jakarta (ANTARA) - Penelitian oleh Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan orang Indonesia yang sudah melakukan vaksinasi COVID-19 cenderung lebih baik dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) dibandingkan dengan yang enggan dan belum divaksin.

“Justru yang sudah divaksin dan merasa terlindungi, mereka memiliki skor pencegahan lebih tinggi bisa sampai 52, mendekati range 60,” kata peneliti HCC dan dokter lulusan FKUI, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, saat konferensi pers virtual, Senin.

Skor COVID-19 Prevention Behaviour Index (CPBI) sendiri merupakan kuisioner yang dijadikan standar untuk menggambarkan kondisi sebenarnya dalam mengidentifikasi perilaku pencegahan COVID-19 di suatu komunitas.

Semakin angka skor CPBI tinggi, maka tindakan atau perilaku pencegahan COVID-19 semakin membaik, dan begitu pula sebaliknya.

Penelitian CPBI yang dilakukan HCC ini mengambil sampel lebih dari 1800 responden dari 24 provinsi di Indonesia. Mereka yang telah divaksin mendapatkan skor CPBI lebih tinggi, yakni 52, dibandingkan dengan responden yang enggan dan belum divaksin yang hanya mendapatkan skor sebesar 48.

Hal serupa juga terjadi pada responden yang pernah kontak erat dan memiliki anggota keluarga yang terinfeksi. Mereka juga cenderung memiliki skor CPBI yang tinggi, yakni 52 dari rentang angka 10 hingga 60.

Penyintas COVID-19 juga memiliki skor CPBI sebesar 52, namun rentang angkanya dari 20 hingga 60.

“Artinya adalah, pengalaman sebagai penyintas COVID-19 atau pernah kontak erat atau pengalaman menyaksikan anggota keluarga pernah menderita COVID-19, menjadikan responden lebih baik dan ketat dalam melakukan perilaku pencegahan,” kata Ray.

Menurut Ray, keputusan yang diambil seseorang untuk melakukan vaksinasi merupakan keputusan yang dijalani dengan rasional sehingga para responden itu cenderung akan lebih berhati-hati, waspada, atau khawatir terhadap penularan COVID-19.

“Ada beberapa aspek yang menurut mereka menjadi pemicu mengapa mereka khawatir, itu ternyata datang dari aspek pemberitaan,” tuturnya.

Survei HCC menunjukkan 39,7 persen responden merasa takut dan 16,9 persen sangat takut terhadap COVID-19 yang didapatkan melalui pemberitaan sehingga dapat membantu mereka lebih taat menerapkan prokes.

“Jadi mereka melihat seperti gelombang kedua banyak yang tidak terselamatkan, kemudian rumah sakit penuh, nakes banyak yang kewalahan, ternyata ini menyetir para responden ini lebih awas, khawatir, dan lebih menerapkan perilaku pencegahan COVID-19 yang baik,” kata Ray.


Baca juga: Penelitian HCC: Orang yang belum vaksin berpotensi jadi agen penular

Baca juga: Raffi Ahmad bagikan tips liburan ke luar negeri saat pandemi

Baca juga: Ahli: Senyum salah satu cara tingkatkan sistem imun tubuh

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021