Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal pada 2 November 2021 yang sebesar Rp274,32 triliun merupakan yang paling tinggi dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Penghimpunan dana di pasar modal pada 2021 telah melampaui tahun lalu," ucap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam acara CEO Networking 2021 di Jakarta, Selasa.

Adapun penghimpunan dana pada awal November tersebut berasal dari 145 penawaran umum.

Selain itu, Wimboh menyebutkan masih terdapat 84 penawaran umum senilai Rp49,19 triliun yang masih terdapa dalam pipeline, yang masih belum diketahui akan dilakukan pada 2021 atau awal 2022.

Baca juga: OJK: faktor terbesar keamanan siber ada di perilaku konsumen

"Dengan demikian terdapat 37 emiten baru yang melakukan penawaran di 2021," katanya.

OJK mencatat nilai penawaran umum terbesar dilakukan oleh sektor keuangan dengan porsi 59,9 persen dari total penawaran.

Kemudian, disusul oleh sektor material dasar 14,9 persen, teknologi 8,8 persen, infrastruktur 5,1 persen, industri 3,7 persen, properti dan real estat 3,4 persen, kesehatan 1,6 persen, barang konsumen primer 1,3 persen, dan barang konsumen non primer 0,4 persen.

Baca juga: Festival UMKM Toba Vaganza, Menko Luhut titip OJK sosialisasi DigiKU

Di sisi lain, Wimboh mengatakan investor pasar modal kian meningkat signifikan di tengah pandemi menjadi 6,4 juta atau tumbuh 102,97 persen jika dibandingkan tahun 2020, yang didominasi milenial dan sebanyak 99 persen merupakan investor ritel.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021