kenapa bantuan tidak sampai ke para nelayan
Kupang (ANTARA) - Nelayan yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengeluhkan hingga saat ini tidak mendapat bantuan dari pemerintah untuk penanganan dampak bencana badai siklon tropis Seroja bagi nelayan setempat.

"Teman-teman nelayan di Kota Kupang terutama di Namosain dan Alak sampai sekarang masih terus bertanya kenapa tidak ada bantuan Seroja," kata koordinator nelayan Pelabuhan Perikanan Tenau Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Rabu.

Baca juga: BMKG: Seroja, siklon tropis terkuat kedua setelah Kenanga
Baca juga: Risma harap bantuan untuk Timor Tengah Utara jadi solusi komperhensif

Ia mengatakan warga nelayan merupakan kalangan masyarakat yang juga terdampak paling parah saat badai siklon tropis Seroja melanda NTT pada April 2021 lalu.

Ratusan kapal nelayan nelayan yang rusak maupun hilang sehingga membuat nelayan tidak bisa melaut sehingga kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Namun sudah tujuh bulan berlalu, kata dia para nelayan setempat tidak mendapatkan bantuan bahkan bahan pokok sekalipun dari pemerintah.

Wahab Sidin mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya mengetahui bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membagikan 1.000 paket sembako, namun tidak sampai ke tangan nelayan di Namosain dan Alak.

"Kami juga bingung kenapa bantuan tidak sampai ke para nelayan, terus bantuan itu ke mana?," katanya.

Ia mengatakan pemerintah daerah telah melakukan pendataan nelayan yang terdampak badai Seroja namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.

Menurut Wahab Sidin para nelayan setempat juga sangat mengharapkan adanya bantuan kapal hal itu membutuhkan dana yang besar sehingga dapat dimaklumi para nelayan.

"Tetapi untuk bantuan sembako dan lain-lain itu kan sudah disalurkan untuk banyak warga lain tetapi belum ada untuk nelayan," katanya.

Baca juga: Dewa raih Anugerah BMKG karena selamatkan jiwa warga satu desa di NTT
 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021