Metode dari konstruksi modular memiliki sejumlah keunggulan seperti mengurangi biaya dan konsumsi energi secara signifikan
Mandalika, NTB (ANTARA) - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) optimistis bisnis konstruksi dengan sistem modular memiliki prospek besar pascapandemi COVID-19.

"Apakah modular akan berhenti setelah pandemi selesai? Tentunya tidak. Kami melalui departemen riset dan pengembangan (R&D) serta divisi konsesi membuat proyek di mana pemberi tugas atau user yang membutuhkan kami, terutama untuk pembangunan gedung dalam waktu cepat," ujar Direktur Operasi I WIKA Gedung Bagus Tri Setyana di Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Jumat

Menurut Bagus, WIKA Gedung sudah mendiskusikan dan mendesain kebutuhan-kebutuhan untuk pembangunan asrama yang diperuntukkan bagi sektor pertambangan, perkebunan, dan juga kebutuhan santri. Pihaknya berharap bisa mewujudkan hal itu pada 2022.

"Kita sudah dekat bicara dengan para user untuk asrama bagi perkebunan sawit dan juga pertambangan serta bagi para santri yang nilai kontraknya lebih dari Rp3 triliun Prospeknya sangat besar untuk bisnis modular. Pada tahun 2022 akan dimulai," katanya.

Metode dari konstruksi modular memiliki sejumlah keunggulan seperti mengurangi biaya dan konsumsi energi secara signifikan. Kemudian desain yang fleksibel dan adaptif, membuat konstruksi instan modular cocok di berbagai lingkungan

Wika Gedung menerapkan metode konstruksi modular dalam beberapa proyek strategis yakni pembangunan sejumlah rumah sakit darurat COVID-19, antara lain di Pulau Galang, Pertamedika Cempaka Putih, Pertamedika Simprug, Pemda Lamongan, dan  Pertamedika Tanjung Duren.

Terakhir, Wika Gedung mengaplikasikan metode konstruksi modular untuk pembangunan Pit Building Sirkuit Pertamina Mandalika dengan menggunakan 888 modul dalam waktu 21 hari.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggunakan teknologi modular dalam mempercepat pembangunan fasilitas atau infrastruktur penanganan COVID-19.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah.

Sebagai bentuk respons cepat selama pandemi COVID-19, Kementerian PUPR telah membangun sejumlah fasilitas kesehatan dengan menggunakan teknologi modular seperti fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang untuk pengendalian infeksi penyakit menular. Fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang ini berhasil dirampungkan dalam waktu 30 hari.

Baca juga: Wika Gedung rampungkan Pit Building Sirkuit Mandalika selama 21 hari
Baca juga: KSO WIKA raih kontrak konstruksi pembangunan gedung riset di UGM
Baca juga: Wika Gedung catat capaian kontrak baru Rp1,02 triliun hingga Juni 2020

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021